YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan perubahan dalam metode patroli polisi sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.
Perubahan ini diharapkan dapat mencegah kejadian seperti tidak dibayarnya makanan di warung.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan menjelaskan bahwa perubahan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Ngarsa Dalem.
Metode patroli baru yang dirancang akan berfokus pada posisi stasioner di lokasi-lokasi strategis, seperti warung kelontong dan warmindo.
Baca juga: Pasca Viral Tantangan Carok Kapolda: Bukan Persoalan Etnis tapi Masalah Individu
"Kami ubah patrolinya, itu bersifat nantinya stasioner mungkin di warung kelontongnya, duduk di warmindonya, seperti itu," ucapnya pada Rabu (12/2/2025).
Suwondo menambahkan, metode patroli sebelumnya yang bersifat berkeliling (around) kini akan digantikan dengan pendekatan yang lebih bertahan di satu tempat.
"Kalau dulu patroli around kita pergi sekarang berposisi seperti itu (bertahan di satu tempat)," jelasnya.
Ia juga meminta masyarakat tidak beranggapan bahwa petugas hanya duduk-duduk di warung, melainkan ini adalah bagian dari metode patroli baru yang diterapkan.
Selain itu, Suwondo menegaskan bahwa patroli keliling tetap akan dilakukan, sementara metode baru ini berfungsi sebagai pelapis.
"Mengubah metode akan melapis patroli dan preventif kita kedepankan. Kalau harus menegakkan hukum kami tegakkan hukum sesuai rasa keadilan dari semua pihak," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Suwondo juga menanggapi viralnya surat tantangan "carok" yang beredar di masyarakat.
Ia menegaskan bahwa permasalahan tersebut bukanlah masalah etnis, melainkan masalah individu yang melakukan tindak pidana.
"Ini bukan persoalan etnis tapi masalah individu melakukan tindak pidana," katanya di Kantor Gubernur DIY.
Pertemuan antara Polda DIY, Gubernur DIY, dan perwakilan Komunitas Keluarga Madura Yogyakarta diadakan untuk menjalin silaturahmi dan meluruskan isu yang beredar terkait surat tantangan tersebut.
"Pak Gubernur telah mengarahkan kami untuk meningkatkan keamanan dan rasa nyaman dan pak gubernur terus dapat informasi dari kita sehingga situasi Jogja bisa aman dan damai," jelas Suwondo.
Ia menekankan bahwa fokus pertemuan ini adalah menjaga keamanan Yogyakarta.
Terkait surat tantangan, Suwondo menyatakan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan melalui dialog.
"Kami dari Kepolisian Pemda, Bais, TNI, BIN itu kita datang ke setiap kelompok masyarakat duduk permasalahannya seperti apa sehingga masing-masing tahu secara riil kasus per kasusnya," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang