Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbauan Dinkes Kota Yogyakarta soal HMPV, Anak-anak yang Bergejala Influenza Diminta Istirahat di Rumah

Kompas.com, 7 Januari 2025, 16:34 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV) telah ditemukan di Indonesia dan menular ke anak-anak, berdasarkan data terbaru pada Senin (6/1/2025).

Menanggapi hal ini, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau siswa-siswi yang mengalami gejala HMPV agar tetap beristirahat di rumah.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada temuan kasus HMPV di Kota Yogyakarta.

Baca juga: Jawa Tengah Nihil Kasus HMPV, Warga Diminta Tetap Waspada

Namun, untuk mencegah penyebaran HMPV di kalangan anak-anak, pihaknya meminta agar orangtua selalu memantau kesehatan anak-anak.

Mengingat anak-anak termasuk dalam kelompok rentan terhadap paparan HMPV.

"Anak-anak termasuk kelompok rentan, kami imbau orangtua untuk meningkatkan imunitas anak dengan pemberian makanan yang bergizi seimbang," ucapnya saat dihubungi, Selasa (7/1/2024).

Baca juga: Cara Penanganan Hewan Ternak yang Terkena Penyakit Mulut dan Kuku


Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Serang 824 Sapi di Yogyakarta, 21 Ekor Mati

Bergejala seperti influenza 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, HMPV bisa menyebabkan flu biasa dan masalah pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia.Shutterstock/GBALLGIGGSPHOTO Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, HMPV bisa menyebabkan flu biasa dan masalah pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia.

Lana juga menambahkan bahwa jika anak-anak mengalami gejala-gejala penyakit saluran pernapasan seperti flu, pilek, batuk, dan demam, orangtua disarankan untuk segera membawa anak-anak mereka ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat.

"Sebaiknya dibawa berobat ke fasyankes dan sebaiknya istirahat di rumah untuk menghindari penularan pada anak-anak," jelasnya.

Menurut Lana, potensi penyebaran virus HMPV cukup tinggi, terutama karena anak-anak beraktivitas bersama di sekolah.

Baca juga: Lonjakan Kasus DBD di Jateng, Tembus 1.000 Pasien pada Desember 2024, Bagaimana Mencegahnya?

Oleh karena itu, pihaknya menekankan pentingnya istirahat di rumah jika anak-anak menunjukkan gejala batuk, pilek, atau demam.

"Anak-anak kan beraktivitas bersama-sama di suatu tempat, jadi potensi untuk tertular dari infeksi dengan gejala saluran napas itu lebih besar," tambahnya.

"Istirahat saja di rumah, karena istirahat ini salah satu upaya terapi suportif untuk meningkatkan daya tahan tubuh," imbuhnya.

Baca juga: Pandemi Covid-19 dan Ancaman Rabun Jauh pada Anak...

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena HMPV bukan virus baru dan sudah dikenal sejak lama.

"HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com.

Menkes Budi menjelaskan bahwa HMPV berbeda dengan virus Covid-19.

Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 2001 dan memiliki sifat mirip dengan flu.

"Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa," kata Budi.

Baca juga: Gejala Covid-19 dan Flu Mirip, tetapi Dampaknya Berbeda...

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Yogyakarta
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau