YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pendakian Gunung Merapi telah resmi ditutup sejak 11 Mei 2018, tetapi aktivitas pendakian di gunung tersebut masih terjadi.
Hal ini terungkap melalui unggahan di media sosial X oleh akun @merapi_uncover yang menyampaikan bahwa meskipun status Gunung Merapi ditetapkan Siaga, masih banyak pendaki yang nekat mendaki.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Muhammad Wahyudi mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima informasi mengenai aktivitas pendakian yang masih berlangsung.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan 2 Kali Awan Panas Guguran dalam 6 Jam
"Dengan info tersebut, kami sudah langsung bertindak," ujar Wahyudi saat dihubungi melalui chat WhatsApp pada Rabu (13/11/2024).
Wahyudi menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat dan kelompok yang berada di jalur-jalur pendakian.
Koordinasi ini melibatkan Masyarakat Mitra Polhut dan Masyarakat Peduli Api yang selama ini membantu patroli di area tersebut.
"Petugas kami bersama tim tersebut telah melakukan pengecekan di lokasi tersebut dan sudah tidak ditemui pelaku," ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa sosialisasi mengenai penutupan jalur pendakian telah dilakukan secara rutin.
Masyarakat sekitar telah memahami situasi dan sering kali mengingatkan pendaki untuk tidak mendaki Gunung Merapi.
"Masyarakat sekitarnya juga sudah paham dan sering membantu kami jika ada pihak luar yang mau mendaki untuk menahan tidak naik," kata Wahyudi.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan 2 Kali Awan Panas Guguran dalam 6 Jam
Saat ini, status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada level Siaga (level III), di mana gunung tersebut masih mengeluarkan awan panas guguran dan lava.
"Berdasarkan rekomendasi BPPTKG, radius aman dari puncak Gunung Merapi berjarak 3 km di sisi utara dan timur. Sedangkan lokasi pendakian sampai dengan Pasar Bubrah kurang dari 1 km dari puncak," jelasnya.
Dengan demikian, pendakian ke Gunung Merapi melalui jalur Selo ataupun jalur Sapu Angin tetap ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang