Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serentak, Densus 88 Tangkap 3 Terduga Teroris di Jateng, Amankan Bendera ISIS dan Golok

Kompas.com, 5 November 2024, 12:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga terduga teroris di wilayah Jawa Tengah (Jateng). 

Salah satunya adalah driver ojek (ojol) di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Senin (4/11/2024). 

Terduga teroris berinisial BI (36) itu diduga terlibat dengan kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS.

Sebelumnya, dua terduga teroris lainnya juga ditangkap Densus 88 di wilayah Solo dan Demak. Namun demikian, aparat kepolisian menolak memberikan informasi detail tekait penangkapan itu.

Baca juga: Densus Tangkap 3 Terduga Teroris di Jateng, Ditemukan Bendera ISIS

"Penangkapan tiga terduga teroris oleh Densus Mabes Polri masing-masing di Solo, Demak, dan Kudus," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto di Semarang. 

"Nanti akan dijelaskan lebih detail oleh Mabes Polri," tambahnya. 

Baca juga: S, Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Karanganyar Dikenal Tertutup

Kesaksian warga

Suasana rumah BI (36) terduga teroris di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (4/11/2024).DOKUMEN WARGA GRIBIG Suasana rumah BI (36) terduga teroris di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (4/11/2024).

Penangkapan BI dilakukan Densus 88 sekitar pukul 09.00 WIB. Proses penggeledahan rumah dilakukan dengan disaksikan oleh perangkat desa, termasuk ketua RT/RW dan Sekretaris Desa Gribig, M Kamal. 

Tim Densus memeriksa berbagai barang bukti di rumah yang ditempati BI bersama istri dan tiga anaknya. 

Menurut warga sekitar, BI baru dua tahun tinggal di Desa Gribig setelah sebelumnya menetap di Desa Barongan, Kecamatan Kota Kudus.

“Tidak ada yang mencurigakan dalam kesehariannya, tetapi keyakinan agamanya agak berbeda,” kata Slamet.

Sementara itu,  Sekretaris Desa Gribig, M Kamal, mengatakan, Densus juga sempat menggeledah rumah BI dan amankan sejumlah barang bukti.

"Tim densus 88 melakukan pemeriksaan untuk menelusuri barang bukti," kata Kamal.

Penangkapan di Solo dan Demak

Sementara itu, terduga teroris berinisial S ditangkap Densus pada Senin (4/11). S diketahui merupakan warga Madura, Jawa Timur.

Ia tinggal di sebuah kontrakan di Desa Waru, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Densus juga melakukan penggeledahan di tempat kontrakan S di Desa Waru, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Lalu seorang pria berinisial A juga ditangkap di rumahnya di Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Demak.

Dalam penangkapan para terduga teroris itu, petugas menemukan bendera yang berlogo Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Lalu di lokasi S, Densus juga amankan barang bukti di antaranya adalah buku-buku, alat panah, golok, pedang dan lain-lain.

(Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor: Sari Hardiyanto)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau