YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan aksi protes dari beberapa pedagang ayam terhadap seorang pedagang ayam potong di Sleman viral di media sosial.
Protes ini dipicu oleh harga ayam potong yang tidak sesuai dengan harga pasar.
Baca juga: Perbedaan Harga Daging Ayam Capai Rp 6.000 Picu Konflik Antar-Pedagang di Gunungkidul
Dalam video yang diunggah akun Instagram @berandajogja, terlihat sekelompok pedagang berjalan kaki menuju lapak jualan ayam potong yang terletak di Jalan Raya Tajem, Denokan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Di lapak tersebut, harga ayam potong dijual Rp 26.000 per kilogram, yang dianggap lebih rendah dibandingkan harga pasar.
Saat Kompas.com mengunjungi lokasi pada Jumat (4/10/2024), lapak penjual ayam potong tersebut sudah tidak ada.
Ratmi, pemilik rumah yang menyewakan halaman depannya untuk berjualan mengatakan bahwa pedagang ayam potong itu sudah pindah.
"Sudah tidak jualan di sini, sudah pindah," ujar Ratmi saat ditemui di rumahnya, Jumat (4/10/2024).
Ratmi menjelaskan bahwa peristiwa yang viral tersebut sebenarnya terjadi sekitar dua minggu lalu.
"Yang viral itu sebenarnya video udah dua mingguan yang lalu kok. Tapi viralnya baru kapan saya juga tidak tahu," tuturnya.
Pedagang ayam potong tersebut memang menyewa halaman depan rumah Ratmi dan beroperasi mulai pukul 06.00 WIB.
Menurut Ratmi, yang berjualan di lapak tersebut bukanlah pemiliknya, melainkan karyawan.
"Jualan di sini kalau nggak salah baru dapat seminggu lah. Lalu didemo beberapa pedagang," ungkapnya.
Aksi protes tersebut, lanjut Ratmi, telah terjadi dua kali.
"Katanya kalau jualan murah, merusak harga pasar, alasannya seperti itu," ucapnya.
Baca juga: Korupsi Pengadaan Ayam Kampung di Sikka, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
Setelah menerima protes mengenai harga, pedagang ayam potong tersebut memutuskan untuk pindah lokasi.
Sebelum pindah, mereka berpamitan dengan baik-baik.
"Pindahnya nggak selang lama, kayaknya setelah demo kedua, terus selang seminggu mejanya diambil. Iya, pamit baik-baik, dari pihak yang sewa lalu mengambil mejanya," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang