Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Maut Mobil Kapolres Boyolali di Tol Batang, 2 Tewas dan Kesaksian Kernet Truk

Kompas.com, 1 Oktober 2024, 14:54 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kecelakaan maut menimpa mobil Kapolres Boyolali di Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, tepatnya di Km 346, Selasa (1/10/2024). 

Akibatnya, dua ajudan Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga, tewas di lokasi kejadian. Sementara Kapolres Boyolali dilaporkan alami luka-luka dan tengah jalani perawatan. 

Dari penyelidikan sementara, mobil Kapolres Boyolali itu menabrak bagian belakang truk tronton pembawa tiang listrik. 

Baca juga: Mobil Kapolres Boyolali Kecelakaan dengan Truk di Tol Pemalang-Batang, 2 Orang Tewas

"Saat itu Kapolres Boyolali mau perjalanan ke Jakarta menengok keluarga yang sakit," ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, Selasa (1/10/2024). 

Atanto juga menjelaskan, perjalanan tersebut telah mendapat izin dari Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ribut Hari Wibowo.

Baca juga: Penjelasan Polda Jateng soal Kecelakaan Maut Mobil Kapolres Boyolali di Tol Pemalang-Batang, 2 Orang Tewas

Kesaksian kernet truk 

Dilansir dari Tribunnews.com, kernet truk trailer beinisial P (20), mengaku sempat tak mendengar suara keras mirip ban pecah. Dirinya tak menyadari mobil Kapolres Boyolali yang menabrak bagian belakang truk. 

"Awalnya kami tidak tahu ada mobil yang menabrak, hanya terdengar seperti suara letupan ban meletus. Sebelumnya, ban truk kami memang bocor," ujar P saat ditemui di Exit Tol Kandeman, Kabupaten Batang, Selasa (1/10/2024).

Setelah itu, kata P, sopir truk tronton kemudian menepi dan melihat mobil Kapolres Boyolali tersangkut di bagian belakang truk mereka.

Menurutnya, saat itu posisi mobil Fortuner milik Kapolres Boyolali masuk hingga ke kolong truk. Peristiwa itu terjadi saat truk sedang pejalanan mengantar tiang listrik PLN ke Tegal dari Yogyakarta.

"Saat itu lalu lintas cukup sepi. Sudah ada lampu dan kerucut di belakang," jelasnya.

Kondisi Kapolres Boyolali  

Artanto mengatakan, kecelakaan terjadi ketika rombongan Kapolres Boyolali yang terdiri dari tiga orang, termasuk dua ajudannya, melintas di jalan tol Pemalang-Batang. 

Saat di dalam mobil itu posisi Kapolres Boyolali berada di kursi penumpang belakang. Akibat kecelakaan itu, Kapolres Boyolali alami trauma. 

"Saat ini, Kapolres Boyolali sedang mendapatkan perawatan di RS QIM Batang. Beliau luka-luka dan mengalami trauma atas kejadian tersebut," kata Artanto.

Dugaan pemicu kecelakaan

Gerbang Tol (GT) Pemalang Jalan Tol Pemalang-Batang.Dok. PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR). Gerbang Tol (GT) Pemalang Jalan Tol Pemalang-Batang.

Dugaan sementara mengarah pada kemungkinan sopir kendaraan Kapolres tidak dapat menghindari truk tronton yang berada di depannya, hingga menyebabkan tabrakan fatal.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau