Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FX Rudy Minta Teguh Prakosa-Bambang Nugroho Jabat Tangan 270.000 Warga Solo Selama Kampanye

Kompas.com, 15 September 2024, 19:54 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Ketua DPC PDI-P Solo, FX Hadi Rudyatmo atau yang akrab disapa FX Rudy memberi target khusus kepada pasangan Teguh Prakosa-Bambang Gage Nugroho pada Pilkada Solo 2024.

FX Rudy menargetkan Teguh-Bambang bertemu dan berjabat tangan dengan 270.000 warga Kota Solo pada masa kampanye Pilkada Solo mendatang.

"Tujuannya, supaya (calon) wali kota dan wakil wali kota itu mengenal calon-calon pendukung dan pemilih yang nanti didatangi," kata FX Rudy, dalam acara Pelantikan Tim Pemenangan Pilkada Solo Jateng 2024, di Taman Sunan Jogo Kali, Pucangsawit, Jebres Solo, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (15/9/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

"Seperti zaman saya dulu, ketika calonnya 4, minimal menjabat tangan 85.000 (orang warga) sesuai perolehan partai yang ada waktu itu 38 koma sekian persen," lanjut penanggung jawab tim pemenangan Teguh-Bambang itu.

Baca juga: Risma dan Kenangan Warga Eks Dolly: Sekarang Saya Punya Pekerjaan

Menurutnya, hal itu juga bisa menjadi gambaran jumlah warga yang telah mengenal pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota yang diusung PDI-P pada Pilkada Solo 2024.

"Target itu memiliki maksud, pemilih kan 400.000 lebih sedikit, sehingga kalau bisa menjabat tangan 270.000 (warga) dan menyampaikan program ke depan, nampaknya para pemilih masuk ke bilik pencoblosan tidak ragu-ragu lagi," ujar FX Rudy.

Dia menjelaskan, tim pemenangan Teguh-Bambang nantinya akan mencatat jumlah warga yang telah ditemui dan disalami secara langsung oleh Teguh-Bambang.

"Tujuannya supaya mengenal dan tidak ada jarak antara pemimpin yang dipilih, dan bisa melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan," ucap FX Rudy.

Dia menyampaikan, tujuan tersebut juga menjadi tanggung jawab bagi tim pemenangan Teguh-Bambang pada Pilkada mendatang.

Baca juga: Tak Peduli Kandang Banteng, Anto Mukti Putranto Siap Menangkan Luthfi-Yasin

"Makanya yel-yelnya 'Teguh-Bambang sapa, senyum, ceria, gembira, menang-menang-menang, ning nyambut gawe'. Itu adalah salah satu sarana memotivasi tim pemenangan," ungkap mantan Wali Kota Solo tersebut.

"Bertemu masyarakat kan tidak harus (calon) wali kota dan wakil wali kotanya, tim pemenangannya juga boleh, saya juga bisa," bebernya.

Dilarang membagikan sembako

Selain memberi target tersebut, FX Rudy juga meminta Teguh-Bambang tidak membagikan sembako dan uang selama masa kampanye Pilkada Solo 2024.

DPC PDI-P Solo, jelasnya, juga telah membentuk Satgas Anti Money Politic dan Sembako untuk mengantisipasi tindakan tersebut.

"Kalau nanti ada yang melakukan itu, satgas kami yang menyampaikan, itu tugas dari satgas tersebut. Rakyat jangan dibodohi terus lah hanya dengan sembako, tapi barang-barang naiknya lebih dari yang diterima," tutur FX Rudy.

Baca juga: Kenangan Erwan Setiawan di Masjid Iceu Tasikmalaya...

"Kalau Teguh Bambang bagi-bagi sembako, seribu persen saya jamin, ditangkap," tegasnya.

Terkait visi-misi dan program Paslon yang diusung partainya itu, FX Rudy menyebut hal itu akan dijelaskan ketika masa kampanye telah dimulai.

"Program dari Teguh-Bambang nanti akan sampaikan saat masa kampanye (Pilkada 2024)," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul "Pesan FX Rudy Untuk Teguh-Bambang: Harus Salami 270 Ribu Warga Solo dan Tak Boleh Bagi Sembako"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau