Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Aksi Tandingan Saat Pedagang Teras Malioboro 2 Kembali Demo Terkait Relokasi

Kompas.com, 11 September 2024, 19:13 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aksi tandingan tampak saat pedagang Teras Malioboro 2 menggelar unjuk rasa menuntut keterlibatan dalam rencana relokasi pedagang di Beskalan dan Ketandan, Rabu (11/9/2024).

Pedagang Teras Malioboro menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Malioboro tepat di depan gerbang Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bagian barat.

Ketua Paguyuban Tri Dharma Supriyati mengatakan unjuk rasa sebetulnya sudah dilakukan beberapa kali.

Baca juga: Relokasi Pedagang Teras Malioboro mulai 2025, Pemprov DIY Gelontorkan Rp 170 Miliar

Protes dilakukan karena selama ini para pedagang sudah mencoba bersurat kepada Pemerintah DIY maupun Pemerintah Kota Yogyakarta, terkait dengan tuntutan melibatkan pedagang dalam rencana relokasi ke Beskalan dan Ketandan.

“Tuntutan kita masih sama karena dari dulu kita mencoba bersurat ke Pemda DIY tapi selalu ditolak, selalu dilimpahkan ke Kota (Yogyakarta) terus. Padahal kan yang namanya sumbu filosofi, kebijakan relokasi ini sebenarnya kebijakan dari Pemda DIY,” kata Ketua Paguyuban Tri Dharma Supriyati, Rabu.

Baca juga: Massa Aksi Penuhi Jalan Malioboro, Bawa Spanduk Kerajaan Masapahit hingga Pakai Topeng Babi

Upaya untuk berdialog dengan Pemerintah DIY dan Pemkot Yogyakarta sudah beberapa kali ditempuh dengan cara mengirim surat. Bahkan, beberapa waktu lalu Paguyuban Tri Dharma sudah diajak bertemu oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Sudah (bertemu dengan Pemkot Yogyakarta) tapi nyatanya saat ini tidak ada tindak lanjut makanya kami bersurat lagi ke Pemda DIY karena tidak ada tindak lanjut,” ucapnya.

“Pertemuan tidak ada hasilnya gitu,” imbuh dia.

Menurut Supriyati lokasi yang tepat untuk para pedagang adalah kembali ke selasar Malioboro.

“Ya namanya PKL Malioboro tempat ideal ya di selasar Malioboro, bahwa kita sebenarnya PKL Malioboro adalah ikonnya Malioboro,” ucap dia.

Baca juga: Demo Tolak Revisi UU Pilkada di Malioboro, Butet: Konstitusi Dirusak, Ini Ancaman Serius

Di waktu yang sama muncul massa tandingan yang juga menggelar aksi di gerbang selatan Kantor Gubernur DIY.

Massa tandingan ini membawa berbagai macam poster sebagai bentuk sikap setuju untuk dilakukan relokasi ke Beskalan dan Ketandan.

Perwakilan massa yang juga merupakan pedagang Teras Malioboro 2 Aris mengatakan dirinya dulu berjualan di selasar Malioboro.

Menurut dia dengan rencana pemerintah untuk merelokasi para pedagang ke Beskalan dan Ketandan sebagai bentuk pengakuan dari pemerintah karena diberi lahan.

“Alhamdulillah sudah dimanusiakan dikasih tempat layak,” kata dia.

Baca juga: Malioboro Kembali Dipenuhi Massa Demonstran, Desak Jokowi Mundur

Aris mengaku sejak awal dipindah ke Teras Malioboro 2 dia bersama para pedagang sudah mendapatkan sosialisasi, bahwa Teras Malioboro 2 hanya bersifat sementara sebelum dipindah ke Beskalan dan Ketandan.

“Dari dulu sudah disosialisasikan di situ (Teras Malioboro 2) sifatnya transisi, sementara,” imbuh dia.

Pedagang lain, Eko mengatakan, pedagang yang prorelokasi sebanyak 90 orang.

“Yang pro pemerintah ada 91 orang,” kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau