Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabet Perak di Paralimpiade Paris 2024, Qonitah: Hasil Akhir Saya Serahkan Tuhan...

Kompas.com, 3 September 2024, 09:36 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Qonitah Ikhtiar Syakuroh (23), atlet bulutangkis asal Kapanewon Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ini mengaku bangga dan bersyukur berhasil menyabet medali perak di ajang Paralimpiade Paris 2024.

Qonitah sempat membagikan momen haru usai mendapat medali melalui video call dengan keluarganya. 

Saat itu Qonitah sebut saat pertandingan sengit melawan atlet China, Xiao Zuxian. Qonitah harus mengaku keunggulan Zuxian yang menyabet emas. di cabang badminton tunggal putri pada kategori woman single standing lower (WS SL). 

Baca juga: Catat Sejarah, Ini Profil Tiga Atlet Boccia Indonesia Peraih Medali Paralimpiade Paris 2024

“Saya bermain enjoy, tenang, dan percaya diri berserah diri karena hasil akhir Tuhan yang menentukan,” kata Qonitah kepada wartawan via panggilan video, Senin (2/9/2024). 

“Mungkin karena saya kurang siap menerima bolanya saja, meski sebenarnya saya yakin,” tambahnya. Qonitah kepada wartawan via panggilan video.

Seperti diketahui, pertandingan tersebut Xiao yang ranking dua dunia menang dengan skor 14-21 dan 20-22 atas Qonitah.

Baca juga: Cerita Qonitah, Anak Penderes Nila di Bukit Menoreh yang Ikut Paralimpiade Paris 2024

Doa ibu dan kebanggan keluarga

Ruang kelas PAUD Taoge menjadi tempat warga menonton bersama atau nonton bareng (nobar) via live streaming di Pedukuhan (dusun) Soropati, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Histeria, gemas, tangis dan bahagia menguar di tengah mereka yang menonton pertandingan Qonitah vs Xiao Zuxian di final bulutangkis perorangan kategori standing lower (SL) 3 di Paralimpiade Paris 2024.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Ruang kelas PAUD Taoge menjadi tempat warga menonton bersama atau nonton bareng (nobar) via live streaming di Pedukuhan (dusun) Soropati, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Histeria, gemas, tangis dan bahagia menguar di tengah mereka yang menonton pertandingan Qonitah vs Xiao Zuxian di final bulutangkis perorangan kategori standing lower (SL) 3 di Paralimpiade Paris 2024.

Pihak keluarga mengaku bangga atas prestasi Qonitah. Dukungan tak pernah berhenti selama pertandingan yang disaksikan keluarga melalui live streaming. 

Begitu juga warga tempat tinggal Padukuhan Soropati, Kalurahan Hargotirto. Mereka menyediakan acara nonton bareng di gedung PAUD Taoge setempat. 

Baca juga: Qonitah, Atlet Badminton Asal Bukit Menoreh, Sabet Medali Perak di Paralimpiade Paris 2024

“Qonitah bisa bertahan sampai saat ini. Meski belum yang tertinggi, kami orangtua sangat puas atas usahanya. Dari awal Qonitah sudah bersusah payah untuk meraih nomor satu,” kata Taufik (52), ayah dari Qonitah, Senin (2/9/2024).

Sementara sang ibu, Rumini, mengaku terharu dengan perjuangan putrinya. Dirinya pun tak berhenti untuk mendoakan yang terbaik bagi Qonitah. 

Rumini menjelaskan, putrinya tersebut menderita Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) atau kaki pengkor. 

Kondisi itu membuat Qorintah tidak bisa dengan mudah melangkah maju, mundur, apalagi ke samping. Selain itu, mudah sekali kaki saling terbentur saat melangkah.

“Alhamdulilah. Tidak menyangka saja, seorang anak dari pegunungan dengan fisik seperti itu bisa ikut event dunia. Bersyukur alhamdulilah,” katanya. 

(Penulis: Dani Julius Zebua | Editor: Gloria Setyvani Putri)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau