YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pada 22 Agustus 2024 pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB, tercatat Gunung Merapi mengeluarkan dua kali awan panas guguran. Etimasi jarak luncur awan panas guguran maksimum 1.400 meter.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 22 Agustus 2024 pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB terjadi dua kali awan panas guguran.
Baca juga: Aktivitas Warga Gunung Lewotobi Laki-laki Dibatasi bak Masa Covid-19
"Terjadi dua kali awan panas guguran ke arah Kali Bebeng dengan estimasi jarak luncur maksimum 1.400 meter," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Kamis (22/08/2024).
Berdasarkan data BPPTKG awan panas guguran terjadi pada pukul 02.21 WIB dengan amplitudo 33 mm, durasi 140 detik. Jarak luncur awan panas guguran 1.400 meter ke arah barat daya Kali Bebeng.
Kemudian awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 02.27 WIB dengan amplitudo 57 mm, durasi 107 detik. Jarak luncur awan panas guguran 1.000 meter ke arah barat daya Kali Bebeng.
Dari pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 17 kali guguran lava di Gunung Merapi ke arah barat daya Kali Bebeng. Jarak luncur guguran lava maksimum 1.500 meter.
Baca juga: Kebakaran di Gunung Guntur: Tiga Titik Api Masih Menyala, Warga dan Petugas Siaga
Sampai dengan saat ini Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan aktivitas Gunung Merapi pada Siaga (level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang