Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Istana Garuda, Otorita IKN: 2 Tahun akan Berubah Warna Hijau

Kompas.com, 9 Agustus 2024, 21:38 WIB
Wijaya Kusuma,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Pengendalian Pembangunan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi hadir menjadi salah satu pembicara di acara Bulaksumur Round Table Forum 2024 seri pertama.

Dalam kesempatan itu, Thomas Umbu memberi tanggapan tentang penampakan Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berwarna hitam.

Dia mengatakan, saat ini Garuda IKN sedang mengalami proses oksidasi yang akan membuat warnanya menjadi hijau.

Baca juga: Basuki Bantah Istana Garuda di IKN Seperti Peninggalan Kolonial

Acara dengan mengambil tema "Mengelola Dilema Desentralisasi dan Sustainability" ini digelar di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ahli Politik dan Pemerintahan UGM, Abdul Gaffar Karim didapuk menjadi Chaiperson Round Table.

Di awal acara, Abdul Gaffar Karim memperkenalkan sejumlah pembicara yang hadir, termasuk Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi.

"Pak Thomas tentu saja sangat bisa berbagi soal problem apa yang ada di IKN, ini saya kira orang-orang sini ingin tahu semua," ujar Abdul Gaffar Karim di awal acara Bulaksumur Round Table Forum 2024 seri pertama, Jumat (9/08/2024).

Abdul Gaffar kemudian melanjutkan bahwa yang hadir di acara Bulaksumur Round Table Forum tentunya ingin mendapatkan jawaban terkait penampakan Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN).

Di akhir pemaparannya terkait dengan IKN, Deputi Pengendalian Pembangunan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi kemudian memberikan tanggapan terkait dengan penampakan Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Kalau ada isu terkait dengan IKN, yang tadi mengatakan bahwa garuda hitam, nggak usah khawatir. Dua tahun oksidasi selesai, akan menjadi hijau. Itu konsep green-nya IKN," ujar Thomas Umbu Pati.

Abdul Gaffar kemudian kembali memastikan ke Thomas Umbu Pati terkait janji dalam dua tahun akan menjadi hijau.

"Terimakasih Bung Thomas, terimakasih. Dua tahun ya janjinya ya, dua tahun jadi hijau itu garuda," tanya Abdul Gaffar.

Thomas Umbu Pati pun kemudian menjawab pertanyaan Abdul Gaffar.

"Kalau tidak hijau saya mengundurkan diri," jawab Thomas Umbu.

Baca juga: 10 Agustus, Kirab Duplikat Bendera Pusaka dari Bandara Sepinggan hingga Istana Garuda IKN

Usai acara, saat menemui wartawan Thomas Umbu Pati mengatakan dirinya tidak terlalu memahami terkait dengan seni dan arsitektur. Namun terkait perubahan warna saat proses oksidasi sudah ada contohnya.

Thomas Umbu kemudian mencontohkan Patung Kuda di Bundaran HI yang juga mengalami proses oksidasi.

"Contoh Patung Kuda yang ada di bundaran HI, itu ada masanya oksidasi dan mudah-mudahan kemarin target (Garuda Ibu Kota Nusantara) katanya satu atau dua tahun," tuturnya.

Thomas Umbu Pati menyampaikan jika dilihat Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN), seakan berkarat. Namun sebenarnya bukan karat, melainkan dalam proses oksidasi.

"Pak I Nyoman Nuarta sudah menyampaikan itu bahwa maksimal dua tahun, mudah-mudahan warnanya berubah sesuai warna yang kita harapkan, warna hijau," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau