Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Yogyakarta Curi Mobil DLH Klaten untuk Jualan Lukisan

Kompas.com, 1 Agustus 2024, 14:44 WIB
Labib Zamani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Suwito (53), warga Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) nekat mencuri mobil dinas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Klaten untuk berjualan lukisan di wilayah Bandungan, Kabupaten Semarang.

Mobil dinas pikap Daihatsu Gran Max itu dia curi saat terparkir di halaman Tempat Pembuangan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R) di Dukuh Sidodadi RT 003, RW 003 Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Klaten.

Suwito dengan mudah mencuri mobil itu karena kunci masih tergantung di pintu.

Setelah menguasai mobil itu, ia melepas pelat nomor asli dan menggantinya dengan pelat nomor palsu agar tidak mudah dilacak.

Baca juga: Di Balik Video Viral 2 Maling Menyamar Jadi Petugas PLN Hendak Curi Trafo Listrik...

"Pelat nomor (yang asli) saya buang di Semarang. Terus saya ganti pelat hitam," kata Suwito dalam konferensi pers di Mapolres Klaten, Jawa Tengah, Kamis (1/8/2024).

Residivis kasus yang sama ini menceritakan, pernah merantau ke Bangka Balitung untuk berjualan lukisan. Karena sepi pembeli, ia memutuskan kembali ke daerah asal.

"Saya nengok orangtua di Semarang. Saya bertemu teman di Pasar Delanggu. Tapi tidak ketemu terus saya pulang," terang dia.

Dalam perjalanan pulang, Suwito melihat mobil dinas DLH Klaten yang dipinjam pakai Desa Delanggu untuk mengangkut sampah terparkir dengan kunci tergantung di pintu.

"Saya pulang ketemu mobil itu. Mobil itu saya ambil untuk berdagang lukisan," ungkap dia.

Kapolres Klaten, AKBP Warsono mengatakan, kasus pencurian itu bermula mobil dinas DLH diparkir di sebelah selatan TPS 3R Delanggu Dukuh Sidodadi RT 003, RW 003, Desa Delanggu, Klaten pada Kamis 13 Juni 2024 sekitar pukul 17.40 WIB.

Pagi harinya, Jumat (14/6/2024) pelapor bangun menuju ke pintu sampah depan dengan mengendarai motor roda tiga untuk membuang sampah ke Pedan. Setelah selesai pelapor pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, pelapor ditanya temannya terkait mobil yang digunakan untuk ngangkut sampah di mana. Kemudian dijawab pelapor di tempat parkiran biasa. Tetapi dijawab temannya diparkiran tidak ada. Kemudian pelapor menuju ke tempat parkir ternyata mobil tidak ada.

"Atas kejadian tersebut pelapor melaporkan ke Polsek Delangu untuk pengusutan lebih lanjut," kata Warsono.

Setelah mendapatkan laporan unit Reskrim Polsek Delanggu bersama dengan tim Resmob Polres Klaten mengadakan olah TKP meminta keterangan saksi-saksi, menyisir CCTV di sekitar TKP dan menyebarkan foto mobil tersebut ke jajaran Polsek dan Polres.

"Hari Kamis 25 Juli 2024 sekitar pukul 16.30 WIB mendapatkan informasi dari unit Reskrim Polsek Bandungan telah diamankan satu unit dengan ciri-ciri yang mirip dengan mobil yang hilang di TKP Delanggu," terang dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau