YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bayu Adi Kristanto buka suara soal penutupan jalur liar motor trail di kawasan Bunker Kaliadem, Kabupaten Sleman.
Bayu menyebut penutupan jalur yang berada di perbatasan Kalurahan Umbulharjo dan Kalurahan Kepuharjo Sleman itu telah dikoordinasikan oleh pihak-pihak terkait.
“Alhamdulillah kita bisa melakukan sinergi di antara Kasultanan, Dispertaru DIY, Kabupaten dan Lurah Kepuharjo sekaligus Lurah Umbulharjo,” ucapnya, Rabu (26/6/2024).
Baca juga: Cegah Kerusakan Lingkungan, Jalur Liar Motor Trail di Lereng Merapi Ditutup Portal
Bayu menjelaskan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka melalukan pencegahan terhadap kerusakan tanah desa tersebut. Penutupan tersebut, kata dia, sebagai implementasi Pergub DIY terkait pemanfatan tanah desa.
“Melakukan penutupan ini bertujuan untuk melindungi tanah kalurahan (desa) dari kerusakan yang digunakan untuk trek motocross,” ujarnya.
Menurutnya, penertiban serupa juga akan menyasar wilayah lain. Pihaknya pun akan melakukan koordinasi terhadap penyalahgunaan pemanfaatan tanah desa.
“Di wilayah yang lain, kalau memang dimungkinkan, nanti kita akan lakukan penertiban,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, jalur liar yang digunakan terabas motor trail di perbatasan Kalurahan Umbulharjo dan Kalurahan Kepuharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman ditutup. Penutupan jalur liar ini guna untuk mencegah dampak potensi kerusakan lingkungan.
Lurah Kepuharjo, Heri Suprapto mengatakan, inisiatif untuk menutup jalur liar itu awalnya dari kalurahan. "Iya, jadi penutupan jalur liar ini untuk menjaga lingkungan," ujarnya saat dihubungi, Rabu (26/06/2024).
Heri menyampaikan trek liar tersebut berada di atas tanah kas desa. Menurutnya, tanah kas desa tersebut dimanfaatkan oleh warga masyarakat untuk menanam pakan ternak.
"Lahanya itu digunakan untuk mendukung peternakan yang ada di Kepuharjo, jadi ditanami pakan ternak oleh warga," ucapnya.
Heri, jalur liar tersebut sudah cukup lama digunakan untuk terabas motor trail. Saat hari Sabtu maupun Minggu cukup banyak motor trail yang melalui jalur liar tersebut.
"Sabtu, Minggu itu cukup banyak, datang dari mana-mana, bukan warga sini. Sudah sejak lama itu dipakai untuk lewat, untuk trabas itu," tuturnya.
Aktivitas terabas motor trail tersebut, kata Heri, tidak pernah izin pihak kalurahan. Bahkan, agar tidak digunakan untuk terabas motor trail, kalurahan sudah memasang imbauan di lokasi tersebut.
Meski telah dipasang larangan, aktivitas terabas motor trail melewati jalur liar tersebut masih tetap berlangsung.
"Jadi ya untuk antisipasi daripada nanti dibiarkan rusak, maka kami punya inisiatif untuk menutup," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.