Editor
KOMPAS.com - Demi ingin kuasari harta, seorang pemuda di Klaten, Jawa Tengah, berinisial WP (24), tega membunuh nenek buyutnya sendiri.
Korban yang Sukarmi Tarmo Prawiro (82), warga itu dibekap dan kepalanya dibenturkan ke lantai oleh pelaku, pada 13 Juni 2024.
Setelah itu, pelaku merampas harta benda korban berupa uang tunai, perhiasan, ponsel dan motor.
Baca juga: Pemuda di Klaten Aniaya Nenek Buyut hingga Tewas, lalu Curi Motor dan Uang
Alasan pelaku melakukan tindakan itu adalah mencari bekal menunggu panggilan kerja di kapal pesiar.
"Saya mengambil barang-barang milik nenek untuk biaya hidup menunggu panggilan kerja di kapal," ungkap dia, Senin (24/6/2024).
Baca juga: Kekeringan Ancam 25 Desa di Klaten, BPBD Siapkan Antisipasinya
Aksi pembunuhan itu dilakukan WP di rumah korban di Sidomulyo, Delanggu, Klaten.
Saat itu WP beraksi bersama rekannya berinisial EWP. Awalnya kedua pelaku hendak mencuri motor budhenya. Namun akhirnya kedua pelaku menyasar Sukarmi.
"Dua hari saya ke lokasi (rumah nenek) untuk mantau situasi," kata WP dalam konferensi pers di Mapolres Klaten, Senin.
Kedua pelaku akhirnya tertangkap di dua lokasi berbeda, yaitu di Kartasura, Sukoharjo, Jateng, dan Ngawi di Jatim.
"Mereka kita tangkap di jalan," kata Wakapolres Klaten, Kompol Tegar Satrio Wicaksono.
Para pelaku dijerat Pasal 365 ayat (3) KUHP atau kedua Pasal 365 ayat (2) ke-1, 2 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang dengan maksud untuk mencuri dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus itu terungkap saat anak korban, Komiyati, pulang kerja dan masuk ke rumah korban melalui pintu sebelah timur.
Setelah menaruh tas dan masuk ke kamar, Komiyati terkejut melihat kondisi korbn dan kamar.
Dia mengira kondisi kamar berantakan karena diacak-acak oleh anjing peliharaan. Komiyati kemudian meminta anaknya melihat korban yang terbaring di atas tempat tidur.
"Ketika dibangunkan (korban) tidak merespons," terang dia.
Keluarga korban melaporkan kejadian itu ke polisi. Tegar menambahkan, berdasarkan hasil penyelidikan dan visum korban tewas karena dianiaya.
(Penulis: Labib Zamani | Editor: Gloria Setyvani Putri)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang