Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 3 Tahun di Yogyakarta yang Tersiram Minyak Panas saat Beli Gorengan Meninggal Dunia

Kompas.com, 16 Juni 2024, 12:44 WIB
Wijaya Kusuma,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anak berusia 3 tahun yang tersiram minyak panas di Kotagede meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Anak berinisial FZ ini meninggal dunia pada Sabtu (15/06/2024) malam. 

Korban FZ sempat dirawat dan mendapatkan penanganan intensif di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. 

Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan membenarkan meninggalnya pasien anak inisial Z. 

Baca juga: Pedagang Gorengan Kena Minyak Panas Usai Ditabrak Motor, Tangan dan Kakinya Melepuh

"Pertama saya sampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya pasien anak Z," ujar Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan dalam keterangan tertulis, Minggu (16/06/2024). 

Banu menyampaikan penanganan medis telah dilakukan seoptimal mungkin terhadap pasien. Upaya medis terhadap pasien tersebut dilakukan oleh tim spesialis. 

"Upaya medis sudah dilakukan seoptimal mungkin oleh tim spesialis bedah plastik yang berkolaborasi dengan tim spesialis pediatric intensif care unit (PICU)," tandasnya. 

Meski telah dilakukan upaya medis secara maksimal, korban mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (15/06/2024) pukul 23.30 WIB. 

"Pasien meninggal pukul 23.30 WIB karena mengalami sepsis berat," tuturnya. 

Baca juga: Anggota Satpol PP Bandung Disiram Minyak Panas Saat Tertibkan PKL dan Ada 7 Pedagang yang Luka-luka

Diberitakan sebelumnya, bocah 3 tahun mengalami luka bakar 64 persen karena tersiram minyak panas di Kotagede, Yogyakarta. 

Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Sujarwo menjelaskan, kronologi peristiwa tersebut bermula saat sepasang suami istri dan anaknya membeli gorengan di halaman utara Pasar Legi Kotagede Senin (20/5/2024) sekitar pukul 18.00 WIB. 

Mereka mendatangi pedagang gorengan itu menggunakan sepeda motor. 

Penjual tersebut didatangi pasangan suami istri dan anaknya menggunakan sepeda motor. 

"Sewaktu bapaknya mengambil uang di kantong celana untuk membayar gorengan, anaknya memegang gas sepeda motor," ujar Jarwo dihubungi melalui telepon, Senin (21/5/2024).

Jarwo berkata, saat itu mesin sepeda motor dalam keadaan hidup. 

"Pada waktu itu sepeda motor dalam keadaan hidup sehingga menabrak kompor penggorengan dan minyak dalam penggorengan," sambung dia. 

Baca juga: Ditabrak Pengendara Motor di Tangsel, Pedagang Gorengan Terluka Kena Minyak Panas

Minyak panas yang berada di penggorengan mengenai tubuh anak dan ayahnya. 

Dia mengatakan, korban balita mengalami luka bakar 64 persen dan ayahnya mengalami luka bakar 11 persen di kaki dan tangan. 

"Selanjutnya ditolong warga dan dibawa ke RS Wirosaban untuk pertolongan selanjutnya," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau