Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Monyet dan Manusia di Gunungkidul, Aktivis: Pemerintah Harus Melakukan Kolonisasi

Kompas.com - 21/03/2024, 18:43 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya kasus konflik antara manusia dan monyet ekor panjang (MEP) diduga karena banyaknya aktivitas perubahan lahan di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Hal itu disampaikan oleh Edi Padmo salah satu aktivis komunitas resan Gunungkidul.

Komunitas resan merupakan komunitas yang fokus penanaman pohon di sejumlah wilayah.

Baca juga: Kurangi Konflik dengan Manusia, Monyet di Gunungkidul Diberi Makan Pemerintahl

"Memang adanya alih fungsi lahan di kawasan pesisir, termasuk JJLS (jalur jalan lintas selatan) dan pendirian bangunan di sekitar tebing pantai (menyebabkan munculny monyet ke pemukiman). Sebab, di sana merupakan habitat monyet," kata Edi ditemui di Wonosari, Kamis (21/3/2024).

Diakuinya, pembangunan yang masif di kawasan selatan Gunungkidul, dari sisi ekonomi masyarakat meningkat. Tetapi disisi alam terjadi penurunan karena terjadi alih fungsi lahan yang cukup besar.

Menurut Edi, seharusnya pemerintah mulai memikirkan tentang koloni habitat MEP.

"Pemerintah harus menyiapkan koloni, disiapkan habitatnya, sehingga monyet bisa hidup dengan tenang. Salah satunya menanam pohon," kata Edi.

Edi mengatakan, upaya pengembalian habitat monyet dengan cara menanam pohon tidak mudah. Dia mencontohkan beberapa waktu lalu menanam bibit pohon buah di sekitar Kalurahan Petir, Rongkop.

Namun, setelah ditanam pohon itu dicabuti monyet. Edi menduga, karena monyet mengira penanam itu akan mengganggu mereka.

"Mungkin monyet itu menduga pohon itu untuk mengusir mereka, atau seperti apa. Hampir sebagian besar pohon yang ditanam menggunakan polybag dicabuti," kata dia.

Edi mengatakan, penanaman pohon bisa dilakukan dengan cara melempar biji tanaman menggunakan ketapel. Biji yang sudah dibalut tanah dibiarkan tumbuh alami.

"Bibit yang tumbuh alami akan lebih aman tumbuh dibandingkan dengan ditanam menggunakan polybag. Tetapi yang utama adalah kolonisasi monyet," kata dia.

Sebelumnya, Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan, jika pihaknya memberikan pakan monyet di empat titik, yakni Kalurahan Purwodadi, Tepus, Giripanggung, dan Sidoharjo. Makanan yang berupa pisang hingga ketela ini diberikan kepada MEP di titik berkumpulnya mereka.

"Rata-rata 4 kali seminggu MEP diberikan pakan, selama 10 bulan. Makananya ya bervariasi mulai pisang, ketela dan buah yang disukai monyet," kata Harry saat dihubungi melalui telepon Rabu (20/3/2024).

Dijelaskannya untuk lokasi penempatan pakan, dilakukan bersama dengan masyarakat sekitar yang lebih paham lokasi berkumpul, sarang, dan yang sering dilalui MEP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com