Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Arus Mudik, Perbaikan Jalan di Sleman Ditargetkan Rampung H-7 Lebaran

Kompas.com, 20 Maret 2024, 20:50 WIB
Wijaya Kusuma,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sleman mulai melakukan persiapan arus mudik Lebaran 2024.

Sejumlah ruas jalan yang menjadi jalur alternatif ataupun jalur menuju destinasi wisata menjadi fokus perhatian untuk diperbaiki.

Baca juga: Jalan Godean Rusak, Sultan Minta Ditambal Dulu Sebelum Direhab Pemerintah DIY

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Arif Pramana mengatakan, pihaknya mulai mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menghadapi arus mudik 2024. Sebab pemudik tentunya menginginkan jalan yang dilalui halus, terang, dan tidak macet.

"Nah kondisi faktual masih ada jalan, baik jalan nasional, jalan provinsi atupun jalan kabupaten yang menjadi jalur alternatif atau jalur wisata itu dalam kondisi yang kurang menggembirakan," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Arif Pramana, Rabu (20/03/2024).

Sejumlah jalan yang menjadi fokus perbaikan di antaranya Jalan Kaliurang, Jalan Godean, dan Jalan Klangon-Tempel. Status jalan tersebut merupakan jalan provinsi.

Kemudian untuk jalan kabupaten yang menjadi perhatian yakni Jalan Besi- Jangkang.

"Berlubang. Lubangnya variasi ada yang agak dalam. Bahayanya kalau ke tutup air (sewaktu hujan)," ucapnya.

Hasil dari koordinasi yang dilakukan lanjut Arif Pramana ada tiga paket jalan yang diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan yakni Jalan Godean, Jalan Kaliurang, dan Jalan Klangon-Tempel. Perbaikan jalan tersebut akan dikerjakan oleh provinsi.

Sementara Pemkab Sleman lewat Dinas PUPKP telah bergerak untuk melakukan perbaikan pada jalan-jalan yang statusnya jalan kabupaten.

"Tadi sudah disepakati nanti H-7 semuanya sudah clear (lubang) tertutup semua," tegasnya.

Ruas jalan yang menuju destinasi wisata juga menjadi perhatian Pemkab Sleman. Sebab, selama libur lebaran destinasi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Sleman akan diserbu oleh pengunjung.

"Sebelum lebaran itu utamanya untuk jalur-jalur wisata maupun jalur-jalur alternatif, karena itu yang pasti akan dilalui oleh para pemudik," ucapnya.

Baca juga: 4 Tujuan Favorit Warga Bekasi yang Ikut Mudik Gratis Kemenhub

Arif Pramana mengungkapkan, pihaknya juga telah mendata penerangan jalan umum (PJU) untuk menyambut mudik Lebaran.

Dari pendataan, ada sejumlah PJU yang mati baik di jalan nasional, jalan provinsi maupun jalan kabupaten.

"PJU yang jalan nasional ada 94 titik yang mati, kemudian PJU jalan provinsi ada 82 kalau tidak salah. Termasuk jalan kabupaten, menjadi tanggungjawab kami, sudah kita lakukan secara rutin baik itu ada event, maupun tidak itu sudah kita lakukan," tuturnya.

Tak hanya itu, dalam rangka menghadapi mudik lebaran 2024, Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman juga akan melakukan pengecekan armada angkutan umum. Hal ini untuk memastikan armada yang beroperasi dalam kondisi baik dan layak.

"Jumat besok akan kita lakukan ramcek, kalau tidak salah ada 3 PO. Itu juga untuk memastikan kendaraan yang digunakan harus betul-betul terjaga kelayakanya," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau