Sementara itu, Humas PMI Kulon Progo, Wisnu Rangga mengungkapkan, informasi awal yang mereka terima, orang yang berkemah adalah anak usia sekolah dasar bersama para orangtua.
“Belum tahu pasti, panitianya juga tidak kooperatif. Jumlahnya kabarnya seratusan orang,” kata Rangga di ujung telepon.
Informasi yang didapatkannya, sekelompok orang yang hendak berkemah itu memilih bertahan di lokasi karena ada pendopo yang dapat menampung para semua peserta kemping.
"(Keputusan tim gabungan) evakuasi tetap dilakukan, karena faktor ancaman. Hujan masih berlangsung di puncak, itu juga yang jadi pertimbangan. Kondisi alam seperti itu, kita tidak bisa risiko. Mumpung situasi masih tenang," kata Rangga.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia 14 Agustus 1961
Tim gabungan berjaga-jaga untuk bergerak mengevakuasi setiap saat diperlukan. Mobil ambulan berjaga di sekitaran lokasi jalan raya dan jembatan.
"Banjir di sungai biasanya tidak lama. Namun, tim SAR dan relawan tidak berspekulasi. Mereka tetap melakukan evakuasi malam ini," kata dia.
Sejauh ini imbuhnya, negosiasi dengan panitia dan peserta kemping terbilang alot. Sebagian besar peserta kemping berniat bertahan di sana hingga esok hari.
“Yang dengan kesediaan hati 15 orang saja yang bisa dievakuasi, sedangkan ratusan lain masih bertahan. Polsek bahkan tidak mendapat pemberitahuan kegiatan, panitia juga tidak mau memberi tahu jumlahnya, entah mengapa,” kata Rangga.
Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.