Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Alat Peraga Kampanye di Sleman Akan Diolah Jadi Bahan Bakar

Kompas.com - 21/02/2024, 17:36 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Alat peraga kampanye (APK) di wilayah Kabupaten Sleman sudah ditertibkan saat masa tenang. APK yang sudah ditertibkan tersebut rencananya akan diolah menjadi bahan bakar atau refused derivied feul (RDF).

"Kemarin pada saat minggu tenang dan sampai tanggal 13 telah dilakukan penertiban. Jadi pengambilan APK yang hasil kampanye ya dan sudah diambil semua," ujar Kepala Satpol PP Kabupaten Sleman Shavitri Nurmala Dewi, Rabu (21/02/2024).

Baca juga: Angkut APK, Satpol PP Surabaya Gunakan 35 Truk Besar

Shavitri menyampaikan dari penertiban tersebut jumlahnya ada sekitar 10.000 alat peraga kampanye. Saat ini APK yang ditertibkan tersebut disimpan di gudang Bawaslu Sleman.

Menurut Shavitri, ada masyarakat yang meminta alat peraga kampanye tersebut untuk dipergunakan ulang. Bahkan sudah ada masyarakat yang sudah mengambil.

"Masyarakat minta itu boleh jadi sudah ada pihak juga yang mengambil untuk dipergunakan ulang ya. Kadang kan dijadikan penutup tempat-tempat ayam dan sebagainya itu ada seperti itu," bebernya.

Sisa alat peraga kampanye yang ada di gudang Bawaslu, lanjut Shavitri, rencananya akan dibawa ke TPST Tamanmartani, Kalasan untuk dicacah. Kemudian akan dijadikan bahan bakar.

"Rencananya Bawaslu akan bekerja sama dengan DLH Sleman karena di TPST Tamanmartani kan ada mesin pencacah ya. Nah ini akan maksimalkan dulu untuk dicacah di TPST Tamanmartani. Iya harapannya seperti itu (dijadikan RDF)," tuturnya.

Shavitri mengungkapkan alat peraga kampanye yang berada di gudang Bawaslu Sleman harus segera di bawa ke TPST Tamanmartani untuk dicacah. Sebab sewa gudang berakhir di bulan Februari 2024.

"Kan ini harus segera ya, karena sewa gudang itu berakhir bulan Februari. Jadi harus segera diangkut ke TPST Tamanmartani," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com