Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Soal Bansos, MUI DIY: Rakyat Jangan Terpengaruh Pemberi Bansos

Kompas.com - 05/02/2024, 12:58 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diguyur bantuan sosial (bansos) seperti di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Terkait bansos yang dikucurkan oleh pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY turut angkat bicara.

Ketua Umum MUI DIY, Machasin mengatakan, bansos adalah hak rakyat.

Namun saat ini, bansos justru mencurigakan mengingat dibagi saat menjelang Pemilu 2024 dan ditengarai ada kecenderungan mengarah ke calon tertentu.

Baca juga: Tersinggung dengan Ucapan Hasto, Ketua DPD Golkar DIY: Itu Bukan Bansos, Ngawur Banget

"Terjadi pembagian bansos mendekati hari pemilihan umum. Walaupun bansos ini hak rakyat tetapi mencurigakan karena lalu ditengarai kecenderungan ke pasangan calon tertentu," ujar Machasin saat ditemui di Kantor MUI DIY, Kota Yogyakarta, Senin (5/1/2024).

Machasin menjelaskan, bansos memang hak rakyat. Sebab itu, pemerintah sebagai pemberi bantuan tidak boleh mengarahkan pilihan masyarakat ke paangan calon tertentu.

"Itu memang hak orang yang mendapat bantuan dan keweajiban pemerintah. Jadi tidak bisa diatasnamakan, tidak boleh (atas namakan pasangan tertentu)," ujarnya.

Dia berharap Bawaslu tidak hanya diam saja saat ada pembagian bansos.

"Pemilih kita ingatkan kalau ada bansos dari pemerintah itu hak mereka, bukan jasa baik dari yang menjabat. Jangan terpengaruh," kata dia.

Dia berkata, sudah sewajarnya dan sudah menjadi kewajiban pemerintah memberi bansos kepada masyarakat yang berhak memperoleh bansos.

"Untuk semua kita tidak sebut calon, ya kalau misalnya yang dilihat orang ini soal mereka," kata dia.

Sebelumnya soal bansos ini juga disampaikan pada debat capres terakhir pada Minggu (4/2/2024) malam. Bahkan saat sesi tanya jawab Capres nomor urut 1 dan 3 sempat menyindir soal bansos pada debat terakhir tadi malam.

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo banyak menyebutkan kata bantuan sosial (bansos), gizi, hingga kekerdilan pada anak atau stunting pada Debat Kelima Capres Pemilu 2024 di Balai Sidang Jakarta JCC Senayan, Jakarta, Minggu malam (4/2/2024).

Dilansir Antara, Ganjar mengucapkan kata "bansos", "gizi", dan "stunting" masing-masing sebanyak enam kali.

Bansos menjadi kata yang paling banyak Ganjar singgung pada segmen tanya jawab dengan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan.

Baca juga: Bansos, Gizi dan Stunting Paling Banyak Diucapkan Ganjar di Debat Terakhir

Mereka berdua menyinggung berita tentang banyaknya bansos yang dibagikan saat kampanye Pemilu 2024.

Menurut Ganjar, bansos adalah hak rakyat, sehingga pemerintah memiliki tugas untuk dapat memastikan pemberian bantuan dilakukan secara tepat sasaran dan tepat waktu.

Dia juga mengatakan bahwa tata kelola distribusi bansos memerlukan perbaikan agar tidak terjadi saling klaim, dapat tepat sasaran, dan tidak menimbulkan kecemburuan di tengah masyarakat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com