Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Selapan, Tradisi yang Dilakukan Sesuai Hitungan Hari

Kompas.com - 04/02/2024, 22:47 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat Jawa dikenal memiliki banyak tradisi, salah satunya disebut dengan tradisi selapan

Sebutan selapan merupakan istilah yang terkait dengan perhitungan waktu atau lebih tepatnya perhitungan hari.

Baca juga: Sejarah Sistem Penanggalan Jawa, dari Saka ke Kalender Sultan Agungan

Dilansir dari laman islam.nu.or.id, istilah selapan adalah hitungan hari dalam satu bulan pada penanggalan Jawa, di mana siklusnya akan berulang setiap 35 hari sekali.

Perhitungan ini juga terkait dengan hari pasaran dalam penanggalan Jawa yaitu Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Pahing.

Baca juga: Mengenal Pasaran, Siklus Hari dalam Kalender Jawa dan Artinya

Hitungan rentang waktu ini didapat dari pertemuan siklus 5 hari pasaran dengan 7 hari dalam sepekan yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Ahad (Minggu).

Sehingga, tradisi selapan atau biasa disebut dengan selapanan biasanya akan dihelat pada hari ke-35.

Baca juga: Nama 12 Bulan dalam Kalender Jawa

Tradisi Selapan pada Kelahiran Bayi

Umumnya masyarakat mengenal selapan atau selapanan sebagai tradisi yang terkait dengan kelahiran bayi.

Tradisi selapan atau selapanan pada kelahiran bayi biasanya dilakukan dengan bentuk acara selamatan atau kenduri pada saat bayi berusia 35 hari dengan tujuan untuk memohon keselamatan.

Pada perhitungan tersebut weton si bayi akan berulang. Sebagai contoh, apabila bayi lahir pada Rabu Pahing, maka acara selapanan juga akan jatuh pada hari Rabu Pahing.

Tradisi Selapan pada Pernikahan Adat Jawa

Dalam pernikahan adat Jawa, terdapat rangkaian prosesi yang bisa berlangsung selama berhari-hari.

Rangkaian tersebut juga termasuk dengan beberapa pantangan yang harus dijalani oleh kedua mempelai.

Pantangan ini harus dijalani sebelum acara pernikahan hingga selapan atau 35 hari setelahnya.

Tradisi Selapan pada Pertemuan Masyarakat

Selapan juga dikenal sebagai siklus pertemuan yang dilakukan dalam suatu lingkungan masyarakat.

Hal ini dilakukan secara rutin sebagai cara warga untuk berkumpul, bersosialisasi, dan bermusyawarah terkait dengan kondisi di lingkungannya.

Bahkan di beberapa tempat, lokasi pertemuan selapanan warga selalu berganti dengan bergiliran di rumah-rumah wargadengan dana yang didaat dari uang kas.

Hal ini juga berlaku pada kegiatan ibadah seperti pengajian, di mana kiai-kiai NU khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur kerap menghelat kegiatan keagamaan berdasar pada perhitungan hari tersebut.

Misalnya, seperti pengajian rutin Kamis Kliwon, Maulid setiap Jumat Legi, Sima'atul Quran setiap Senin Pahing dan lain sebagainya.

Sumber:
islam.nu.or.id  
klopogodo.kec-gombong.kebumenkab.go.id  
kratonjogja.id  
budaya.jogjaprov.go.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

Yogyakarta
Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Yogyakarta
Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com