KOMPAS.com - Selain menggunakan Kalender Masehi, masyarakat Suku Jawa juga masih menggunakan Kalender Jawa.
Kalender Jawa atau Kalender Sultan Agungan diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Agung yang merupakan raja ketiga dari Kesultanan Mataram.
Baca juga: Mengenal Pasaran, Siklus Hari dalam Kalender Jawa dan Artinya
Dalam penyusunannya, Kalender Jawa merupakan perpaduan antara Kalender Saka dan Kalender Hijriah.
Baca juga: Mengenal Pranata Mangsa, Kalender Jawa Untuk Musim Cocok Tanam
Perbedaan yang mendasar adalah adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian bulan.
Baca juga: Weton Jawa, Penanda Hari Kelahiran yang Dihitung dengan Kalender Jawa
Candra Sengkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian bulan adalah pada saat matahari terbenam atau waktu surup (antara pukul 17.00–18.00).
Sama seperti kalender lainnya, Kalender Jawa juga memiliki bulan atau dikenal atau dikenal dengan sebutan sasi.
Dilnsir dari laman Gramedia, bulan-bulan dalam Kalender Jawa memiliki nama serapan dari bahasa Arab yang disesuaikan dengan pengucapan orang Jawa.
Berikut adalah 12 bulan dalam Kalender Jawa
Bulan 1 : Sura
Bulan 2 : Sapar
Bulan 3 : Mulud
Bulan 4 : Bakdamulud
Bulan 5 : Jumadilawal
Bulan 6 : Jumadilakhir
Bulan 7 : Rejeb
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.