KOMPAS.com - Putusan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, masih menjadi pertanyaan bagi sebagian masyarakat.
Pertanyaan itu kembali muncul saat Kaesang bertemu dengan sejumlah influencer di salah satu rumah makan di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), pada Sabtu (13/1/2024).
Saat itu, salah satu warga bernama Feni menanyakan alasan Kaesang yang awalnya tak tertarik berpolitik, kini memutuskan menjadi Ketua Umum (Ketum) PSI.
"Dulu pernah menulis pernyataan bahwa Mas Kaesang itu tidak terlalu tertarik sama politik. Nah, kenapa sekarang malah mau jadi Ketum PSI?" tanya Feni kepada Kaesang.
"Dulu pernah dengar mau jadi apa itu yang di Depok itu? Wali Kota Depok. Kenapa tidak tertarik menggantikan Mas Gibran saja sebagai Wali Kota di Solo?" sambungnya.
Baca juga: Mencuat Wacana Koalisi Pendukung Anies dan Ganjar, Puan: Namanya Politik, Kita Lihat Nanti
Menjawab pertanyaan itu, Kaesang mengatakan, definisi politikus yang dimaksudnya adalah pejabat publik seperti ayahnya yang kini masih menjabat sebagai presiden atau kakak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang menjabat Wali Kota Solo.
"Dulu tuh saya ngomong tidak mau jadi politisi, yang ada di kepala saya waktu itu adalah politisi yang jadi pejabat publik," ujar Kaesang.
"Menjadi pejabat publik, ada menjadi Wali Kota Solo, menjadi Gubernur DKI, menjadi presiden, karena seperti yang saya omongkan, gaji mereka kecil," lanjutnya.
Dia menegaskan, saat ini tugasnya bukan sebagai pejabat publik melainkan pejabat partai.
"Alhamdulillah, walaupun saya jadi ketum partai, gaji saya tetap lebih tinggi daripada kakak dan bapak saya, karena memang saya masih dibolehkan memegang perusahaan. Saya bilang tadi, bukan pejabat publik, beda," ucap Kaesang.
Baca juga: Ganjar Sebut Purnawirawan TNI-Polri Diintimidasi Saat Akan Datangi Deklarasi di Surabaya
Kaesang menyampaikan, dia ingin membawa gagasannya dalam pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), yakni "Enigma", pelatihan yang fokus memfasilitasi program coding dan programming dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja muda lulusan SMK, SMA, atau sederajat untuk mendapatkan pekerjaan.
"Saya tuh kalau misalnya jadi pengusaha, Enigma ini kurikulum, kalau saya hanya jadi pengusaha, saya tidak bisa membawa ini ke pemerintahan," tutur Kaesang.
"Tapi ketika saya jadi politisi, saya bisa membawa kurikulum ini, tolong dipakai kalau memang kurikulum ini bisa berguna bagi anak bangsa seperti yang saya katakan tadi. Saya tidak minta apresiasi apa pun, saya cuma senang saja ketika kurikulum yang saya bangun ternyata berguna bagi masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Gaji Mereka Kecil" Kata Kaesang Soal Alasan Enggan Jadi Pejabat Tapi Tetap Mau Jabat Ketum PSI"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.