Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Ekstrem Kepompong Trembesi dari Gunungkidul Diminati, Dijual Rp 100.000 Per Kg

Kompas.com - 14/12/2023, 14:42 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Wilayah Gunungkidul, DI Yogyakarta, terkenal dengan makanan ekstremnya. Selain belalang, kepompong ulat menjadi makanan khas untuk lauk ataupun makanan ringan.

Kepompong pohon johar atau trembesi saat ini menjadi makanan ekstrem populer di Gunungkidul. Saking diminatinya, harganya tembus Rp 100.000 per kilogram.

Mahalnya harga kepompong ulat membuat sebagian warga di Padukuhan Karanggumuk 1, Kalurahan Kemejing, Kapanewon Semin, mencari untuk dijual dan sebagian dikonsumsi sendiri.

Baca juga: Singapura Akan Izinkan 16 Spesies Serangga Dikonsumsi Manusia, Termasuk Kepompong Ulat Sutra

"Setiap awal musim penghujan selalu muncul ulat trembesi dan kepompong. Banyak yang mencari untuk dimakan sendiri atau dijual," kata salah seorang warga Karanggumuk 1, Lestari, Rabu (13/12/2023).

Lestari bersama suaminya Lamiyo bekerjasama mencari kepompong. Lamiyo bertugas naik ke pohon, dan memangkas ranting dan Lestari mengambil kepompong yang menempel di pohon. Mereka biasanya mencari kepompong di pohon yang tak jauh dari rumah.

Usaha ini dilakukan untuk menambah penghasilan keluarganya. Sebab, harga Kepompong cukup tinggi Rp 100.000 per kilogramnya.

Warga mencari kepompong ulat trembesi di Semin, Gunungkidul, Kamis (14/12/2023).KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Warga mencari kepompong ulat trembesi di Semin, Gunungkidul, Kamis (14/12/2023).

"Sudah tiga hari, sekarang mencari lagi dan akan dijual lagi. Lumayan untuk nambah uang jajan anak pada saat bersekolah dan mencukupi kebutuhan lain," kata dia.

Lestari mengatakan, jika saat pandemi kemarin bakal kupu-kupu menghilang. Akhir-akhir ini baru muncul kembali.

"Setelah ini, nanti gantian mencari kepongpong dari pohon jati," kata dia.

Setelah kepompong ulat trembesi, nantinya akan muncul kepompong ulat pohon jati. Nantinya dirinya akan kembali mencari lagi untuk dijual.

"Nanti mencari lagi," kata dia.

Baca juga: Lina Mukherjee Mengaku Buat Konten Makan Makanan Ekstrem Demi Cari Follower

Paryono, warga lainnya mengatakan, dirinya menyempatkan diri untuk mencari kepompong disela menggarap lahan.

"Lumayan untuk dikonsumsi sendiri, kalau tidak dapat ya beli," kata Paryono.

Dikatakannya, jika tubuh yang mengkonsumsi tidak kuat karena alergi. Maka muncul gatal-gatal di sekucur tubuhnya.

"Ya kalau tidak kuat gatal, kebetulan keluarga saya tidak ada yang alergi," kata dia.

Kelvian warga Paliyan, mengatakan dirinya menyukai kepompong trembesi dibandingkan kepompong ulat jati.

"Enak untuk camilan, atau lauk juga bisa. Biasanya dibumbu bawang putih saja, atau bacem," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Yogyakarta
BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

Yogyakarta
Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Yogyakarta
Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Yogyakarta
Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Yogyakarta
Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Yogyakarta
Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Yogyakarta
5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

Yogyakarta
Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Yogyakarta
Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com