Namun pada masa pendudukan Jepang, Gereja Kotabaru sempat berubah fungsi menjadi gudang senjata.
Pada masa itu, di kawasan Kotabaru memang banyak bangunan yang kemudian diambil alih oleh tentara Jepang untuk diubah fungsinya sesuai kebutuhan.
Sehingga kegiatan peribadatan dipindahkan ke rumah joglo di daerah Kemetiran yang kemudian menjadi cikal bakal Gereja Kumetiran.
Karena perubahan fungsi tersebut, menyebabkan beberapa komponen bangunan gereja yang hilang.
Salah satu diantaranya adalah patung logam manusia kudus pada pilar yang kini sudah tidak dapat dijumpai lagi.
Baru setelah Indonesia merdeka, bangunan ini kemudian dikembalikan fungsinya menjadi gereja seperti semula.
Pada tahun 1967, Kolsani menyerahkan Gereja kepada paroki, tetapi pemisahan sepenuhnya baru terjadi pada awal tahun 1975 pada saat Gereja Kotabaru di bawah penggembalaan Romo Contanstinus Harsosuwito, SJ.
Pada tahun 1990 – 1995, atau di masa penggembalaan Romo Gundhart Gunarto, SJ, Gereja Kotabaru menampilkan budaya Indonesia melalui lukisan-lukisan di dinding bangunan utama Gereja yang terinspirasi dari kisah Injil.
Gereja Kotabaru memiliki bentuk bangunan khas dengan gaya kolonial yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Bangunan gereja ini menara yang menjadi penghias bagian fasad depannya.
Bagian atap menara Gereja Kotabaru berbentuk limas dengan bagian puncaknya diberi hiasan berupa windwijzer (penunjuk arah tiupan angin) dengan hiasan ayam jago di bagian atasnya.
Bagian atap menara yang berupa limasan dengan bagian dinding di bawahnya yang memiliki banyak ventilasi adalah bentuk adaptasi terhadap iklim tropis.
Pada bagian dalam gereja terdapat ruang untuk mempersiapkan upacara, tempat penyimpanan alat alat upacara, ruang-ruang pengakuan dosa, dan ruang utama.
Pada bagian ruang utama ini terdapat kursi sebagai sarana peribadatan yang masih menggunakan kursi asli sejak pertama kali dibangun.
Pada bagian dindingnya juga terdapat hiasan berupa mural yang menceritakan tentang Yesus.
Kondisi Gereja Kotabaru saat ini masih menunjukkan bentuk aslinya, meskipun terdapat penambahan bangunan di sayap utara sebagai salah satu cara untuk mengakomodasi banyaknya jemaah.
Bangunan Gereja Kotabaru juga pernah direhabilitasi pada tahun 2007, sebagai langkah pemulihan pasca bencana Gempa Jogja yang melanda di tahun 2006 silam.
Sumber:
pariwisata.jogjakota.go.id
jogjacagar.jogjaprov.go.id
kas.or.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.