Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Bantul Positif TBC, Banyak Kasus Masih Belum Ditemukan

Kompas.com - 24/11/2023, 19:19 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, DI Yogyakarta, melaporkan ada ribuan kasus aktif tuberkulosis (TBC). Faktanya, masih ada banyak kasus yang belum tercatat atau diketahui.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja menyampaikan, berdasar data yang ada terdapat 1.144 kasus aktif TBC dari Januari sampai pertengahan November 2023. Namun angka itu masih lebih rendah dari estimasi 1.950 kasus TBC tahun 2023.

Agus mengatakan, dengan banyaknya kasus yang belum tercatat, artinya ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Sebab, kasus TBC yang tidak tercatat berarti tidak terobati dengan baik.

Baca juga: 1.205 Napi di Rutan Bandar Lampung Jalani Pemeriksaan TBC

"Wong yang ditemukan saja belum pasti 100 persen diobati. Sekitar 42 persen belum bisa ditemukan dan kemungkinan bisa menularkan ke orang lain karena belum ada intervensi obat dari kita," katanya kepada wartawan di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Jumat (24/11/2023)

Mantan kepala dinas kesehatan Bantul ini mengatakan, pemerintah Bantul berkomitmen kalau ada temuan kasus TBC harus diobati sampai tuntas dan jangan sampai putus.

Capaian temuan kasus TBC di Bantul telah melebihi target nasional terkait pemeriksaan terhadap terduga TBC.

"Oleh nasional sudah dihitung, bahwa target kita (Bantul) memeriksa terduga TB itu 9.477 orang. Alhamdulillah kita sampai saat ini memeriksa 12.576 ribu orang atau 132 persen," kata Agus.

Dari 1.144 sebanyak 420 pasien TBC dalam usia produktif dengan rincian 122 pasien berstatus sebagai pelajar/mahasiswa (10,6 persen), wiraswasta (6,5 persen) serta pegawai swasta 3 persen.

Berdasarkan jenis pekerjaan, tertinggi bekerja sebagai buruh dengan 11 persen, pelajar/mahasiswa 10,6 persen, ibu rumah tangga (IRT) 7 persen, wiraswasta 6,5 oersen serta pegawai swasta 3 persen.

Dari 1.144 kasus tadi sekitar 21,24 Persen tercatat memiliki penghasilan rendah.

Dijelaskannya, warga dengan penghasilan rendah berpotensi tertular penyakit TBC karena beberapa hal. Seperti rumah yang lembab, selain itu sering berganti menggunakan tempat makan.

"Kalau rumah semakin tidak sehat, ventilasi kurang, pencahayaan kurang dan alat-alat rumah tangga tidak dicuci dengan baik tentu dan itu sering digunakan berganti itu pasti meningkatkan risiko penularan TB," kata Agus.

Hal itu diperparah dengan tidak mengakses layanan kesehatan. Sebagian besar menunggu sampai kondisinya parah seperti batuk berdarah.

Agus mengatakan, untuk menekan angka penularan dengan Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi kontak erat pasien TBC dan kasus Infeksi Laten TBC; Penemuan kasus secara aktif pada populasi beresiko melalui kegiatan Active Case Finding (ACF), serta kolaborasi multi sector melalui pendekatan District based Public Private Mix (DPPM).

Dikatakannya, Dinas Kesehatan Bantul, fasyankes, dan Komunitas saling berkolaborasi untuk meningkatkan temuan kasus TB, dan memastikan pengobatannya sampai tuntas.

Baca juga: Pengakuan Pria di Semarang Perkosa dan Sodomi Keponakannya yang Sakit TBC, Korban Meninggal Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com