Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Akan Gelar Dialog Bersama Capres

Kompas.com - 18/11/2023, 06:50 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah bakal segera gelar dialog bersama capres Pemilu 2024. Namun, dialog dengan setiap capres akan digelar terpisah.  

"Pertimbangan pertama menyangkut kemampuan menyelenggarakan terutama dari sisi keamanan. Kalau di satu tempat khawatir tidak bisa menjaga keamanan karena masa yang tidak bisa kita perkirakan kehadiranya," kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Jumat (17/11/2023).

selain faktor keamanan, dialog capres terpisah ini bakal lebih maksimal. Pasalnya, setiap capres menjadi leluasa menyampaikan visi misinya. 

Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah: Capres Cawapres Harus Miliki Kesadaran Kosmologis

"Satu tempat satu pasangan. Sehingga ada waktu, leluasa menyampaikan pandangan visi dan misi. Dari kalangan masysarakat, terutama warga Muhamadiyah bisa menilai bagaimana program yang ditawarkan," ujar dia.

Mekanisme dialog nantinya akan dilakukan selama dua jam. Mulai dari seremonial singkat, pengantar dari Ketum PP Muhammadiyah, dilanjutkan presentasi capres dan cawapres selama 30 menit. Lalu satu jam dialog dengan panelis dan peserta yang hadir.

Dirinya juga mengimbau masyarakat, terutama warga Muhammadiyah, untuk memilih capres dan cawapres berdasarkan merikrotasi. Dalam hal ini memilih pemimpin berdasarkan kemampuan, integritas, dan rekam jejak yang baik.

"Muhammadiyah sejak awal menekankan meritokrasi. Di mana pemimpin dipilih berdasarkan kemampuan, integritas dan pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik," ujar.

Menurutnya, kompetensi, integritas, dan rekam jejak manjadi faktor penting seorang pemimpin bisa mengemban amanah dengan baik atau tidak.

Ia menambahkan semua pemimpin memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu dirinya memberikan formula memilih pemimpin berdasar ilmu hadits.

"Kalau memilih pemimpin pakai al jarkhu wal ta'dil. Artinya kita melihat seseorang dari kelebihan dan kekurangannya. Kita timbang-timbang, mana keunggulan dan mana kekurangannya," beber Abdul Mu'ti.

Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat maupun peserta pemilu untuk mematuhi aturan yang sudah ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara.

"Mari semua pihak patuhi peraturan yang sudah ada dan kita menunjukkan sebagai bangsa berkeadaban. Bangsa yang cerdas, rasional, menjaga kesantunan, kerukunan walau berbeda piluhan satu dengan yang lain," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun Jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun Jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com