Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Japanese Encephalitis di Kulon Progo, 5 Anak Suspek dan 1 di Antaranya Meninggal

Kompas.com - 13/11/2023, 13:20 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

KULON PROGO, KOMPAS.com – Lima anak diduga mengidap Japanese Encephalitis (JE) atau radang otak (Ensefalitis) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelima kasus ini tercatat muncul sepanjang 2023.

Satu suspek dari anak-anak itu meninggal dunia.

“Tahun ini ada lima (kasus suspek) yang masih diteliti. Hasil belum keluar,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Rina Nuryati, Senin (13/11/2023).

Baca juga: Penjelasan Dinkes Soal Pasien Radang Otak di Banyumas Dipulangkan dari RSUD, Ditolak RS Lain

Radang otak ini disebabkan virus JE yang merusak otak. Sekalipun bisa menginfeksi siapa saja, kasusnya banyak ditemukan pada anak di bawah 15 tahun.

Virus ini memunculkan gejala demam tinggi di hari-hari awal hingga kejang ketika tidak segera ditangani.

Penyakit itu dinilai sangat berbahaya karena daya rusak pada otak. Penanganan terlambat bisa mengakibatkan kematian. Sekalipun sembuh maka pasien tetap mengidap gejala sisa terutama terkait mental dan motoriknya.

Lima suspek di Kulon Progo sendiri terdeteksi di wilayah berbeda-beda.

Dugaan JE ditunjukan dari beberapa kasus dengan gejala sama, yakni ada pasien anak demam tinggi, penurunan kesadaran dan kejang berat masuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Dinkes Kulon Progo dan Provinsi DIY pun lantas meneliti kelima kasus ini. Mereka mengambil sampel darah atau sumsum tulang belakang dari pasien untuk diteliti. Hal serupa juga berlangsung di beberapa kabupaten lain di DIY yang terdapat suspek JE.

Pemerintah masih menunggu hasilnya.

“Kasus JE di DIY sebenarnya nol dalam tiga tahun ini. Tapi, itu kan harus dibuktikan lewat surveilans. Setiap tahun kita mencatat ada suspek, kemudian sampel dikirim. Semoga kali ini hasilnya negatif,” kata Dokter Rina.

Penyakit JE merupakan penyakit yang bersumber dari binatang (zoonosis) dan disebar lewat hewan perantara, seperti nyamuk culex terinfeksi JE. Nyamuk ini biasa ditemukan di sekitar rumah, persawahan, kolam atau selokan. Reservoar virus adalah sapi, kerbau, kera hingga beberapa spesies burung.

Penyakit JE sejatinya bisa dicegah setelah mengetahui sumber dan penularannya. Masyarakat yang menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bisa terhindar dari penyakit lewat pengolahan makanan yang benar hingga soal kebersihan lingkungan.

 

Vaksin JE 2024

Pemerintah Kulon Progo tengah menyiapkan rencana vaksinasi JE bagi masyarakat. Untuk sampai ke vaksinasi, pemerintah terus menggencarkan sosialisasi.

Vaksin akan menyasar anak di bawah 15 tahun.

“Sdah disiapkan imunisadi JE di DIY. Saat ini kami masih sosialisasi, karena masyarakat itu kan masih asing apa itu JE. Kita perlu terus menyampaikan manfaat dan cara pencegahan penyakit ini lewat,” kata Rina. imunasi.

“Pemberian vaksi JE program Pemerintah Pusat kepada DIY untuk tahun 2024,” kata Rina.

Vaksin itu akan menyasar anak di bawah 15 tahun. Pemberian vaksin JE hanya satu kali. Berikutnya, vaksin akan menjadi kegiatan regular bagi warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com