Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sampah di Depo Kotabaru Yogyakarta, Pedagang Mengeluh Omzet Turun

Kompas.com - 09/10/2023, 10:20 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gunungan sampah masih tampak. Kali ini di depo sampah Kotabaru, Jalan Merbabu, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pantauan Kompas.com, gunungan sampah mencapai kurang lebih 4 meter dengan panjang 10 meter dan menutup setengah jalan.

Di dekat depo sampah Kotabaru, ini terdapat beberapa kios penjual bunga dan makanan. Adanya tumpukan sampah ini berdampak langsung pada omzet penjual angkringan yang tak jauh dari depo sampah ini.

Baca juga: Imbas Kebakaran TPA Jatibarang, Sampah Sementara Dibuang di Zona Nonaktif

Penjual angkringan, Lestari mengatakan, tumpukan sampah sudah ada sejak ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Regional Piyungan.

"Cukup mengganggu karena di sini (angkringan) kan jualan makanan, dan yang beli hanya sekitar sini saja kalau dari luar merasa jijik," ucapnya saat ditemui, Senin (9/10/2023).

Lanjut dia, tumpukan sampah ini membuat banyak lalat yang berterbangan, dan membuat bau tak sedap. Hal ini membuat pembeli menurun.

"Ini sejak 22 Juli (tumpukan sampah), belum diambil. Omzet juga menurun sekitar 50 persen," kata dia.

Ia berharap tumpukan sampah ini segera diambil oleh petugas kebersihan. "Harapannya segera diambil dan dapat mengganggu kesehatan, kita juga jualan juga," kata dia.

Hal serupa juga dialami oleh penjual bunga yang berdekatan dengan depo sampah Kotabaru, Wahyu (27). Menurutnya banyak keluhan konsumennya karena bau yang dihasilkan oleh tumpukan sampah.

Baca juga: 100 Ton Sampah Dikumpulkan dari Pantai di Sukabumi, Baru 40 Persen yang Dibersihkan

"Keadaan gini jadi kurang, karena efek dari sampah bau, lalat, dan ulatnya. Banyak konsumen cewek takut karena ada ulatnya," kata dia.

Tumpukan sampah di depo sampah Kotabaru ini sudah ada sejak 2 sampai 3 bulan terakhir.

"Itu sudah mulai 2-3 bulan lewat kalau yang ulat ini, ya awal-awal ini memang sudah banyak ulatnya. Ya dua bulan lah, ulat lalat luar biasa, penuh sampai ujungnya," katanya.

Bahkan dirinya harus membersihkan ulat-ulat langsung agar tidak mengganggu konsumennya.

"Kita sapu terus buang lagi ke sana, karena orang beli juga kan takut juga kan, ulat dan lalat dan baunya luar biasa karena udah mulai ngalir. Itu baunya luar biasa, Alhamdulillah belum pernah ujan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com