Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Demokrasi di Indonesia, Mahfud MD: Kita Berdebat Apa Pun, Keputusannya Ada di Oligarki

Kompas.com - 06/10/2023, 16:08 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan topik "Capaian Hukum dan Politik dalam Sistem Demokrasi Indonesia".

Kuliah umum ini digelar di Ruang Bulaksumur, University Club UGM Jumat (6/10/2023). Hadir sebagai moderator dalam kuliah umum ini Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM, Arie Sujito.

Saat menjadi pembicara Mahfud MD menyampaikan tentang tantangan pembangunan demokratisasi di Indonesia. Salah satu tantangan yang masih dihadapi adalah tingginya biaya politik. 

Baca juga: Pemkot Jambi Laporkan Bocah SMP, Pengamat: Tak Paham Esensi Demokrasi

"Sekarang ini politik kita berbiaya tinggi. Saudara bayangkan kalau sekali pemilu saja, biaya pemilunya untuk pemilu presiden, pemilu legislatif misalnya Rp 106 triliun," katanya.

"Itu yang untuk penyelanggara pemilu. Belum yang untuk kontestan masing-masing cari biaya sendiri," lanjutnya.

Tantangan selanjutnya yang harus dihadapi adalah masih banyaknya pengaruh kelompok kepentingan atau oligarki yang mengambil keputusan publik. 

"Rakyat itu pemilu, selesai. Lalu keputusan negara itu diatur oleh kelompok oligarki, yang biasanya koalisi atau kolaborasi antara penguasa politik dan pemilik modal besar," tuturnya. 

Menurutnya, hal ini yang menimbulkan banyak korupsi berdasarkan hasil penelitian Transparansi Internasional.

"Karena banyak double fungsi kayak gini. Jadi conflict of interest di kalangan pemerintah, pejabat legislatif dengan pebisnis, itu sudah menjadi suatu kekuatan sendiri. Yang sering kita berdebat apa pun, keputusannya ada di oligarki," paparnya. 

Bahkan menurutnya, jika tak mampu meyakinkan kelompok oligarkai maka keputusan publik tak bisa berhasil.

"Undang-undang, kita berdebat. Kalau saudara ndak mampu meyakinkan oligarki ini atau oligarki punya kepentingan yang tak bisa ditawar, ini yang jadi. Ini tantangan demokrasi kita," tuturnya. 

Selain itu yang menjadi tantangan lainya adalah politik identitas. Kemudian demokrasi yang manipulatif yang justru mencederai hak orang lain atau melanggar konstitusi.

"Lalu masalah yang paling bersentuhan dengan tugas saya yaitu belum optimalnya penegakan hukum yang memenuhi harapan dan keadilan publik," tuturnya.

Tantangan lainya, Mahfud MD menyebutkan masih adanya ancaman terhadap kebebasan sipil dan berpendapat di ruang-ruang digital.

Baca juga: Soal Wacana Gubernur Ditunjuk Pemerintah Pusat, Gibran: Seperti Sekarang Ajalah Ya, Demokrasi Tetap Berjalan, Lebih Gayeng

Namun saat ini berbeda, tindakan represi terhadap kebebasan berpendapat bukan dilakukan oleh pemerintah.

"Saudara jangan berpikir sekarang kebebasan berpendapat itu represi dari pemerintah, nggak ada itu," tegasnya.

Dia mengatakan sejak jaman reformasi orang boleh berpendapat apa saja. Menurutnya, jika ada represi kebebasan berpendapat maka itu terjadi antarkelompok masyarakat.

"Nah kalau ada repsesi kebebasan berpendapat itu terjadi antar kelompok-kelompok masyarakat sendiri sekarang, karena terlalu bebas justru. Siapa menggalang opini, lalu pakai buzzer gitu. Itu orang menjadi takut berpendapat," ungkapnya.

Tantangan berikutnya adalah masih adanya praktik diskriminasi dan intoleransi yang berpotensi memicu konflik horizontal.

"Kemudian ada praktik diskriminasi dan intoleransi, nah itu tantangan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Yogyakarta
Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com