YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Tiga Padukuhan di Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman krisis air bersih. Kondisi ini merupakan dampak dari musim kemarau dan dimatikanya aliran Selokan Mataram.
Jogoboyo Kalurahan Banyurejo, Irwan Darwanta mengatakan di musim kemarau debit air sumur warga sudah mengalami penurunan.
"Sebenarnya kemarin itu sudah berkurang," ujar Jogoboyo Kalurahan Banyurejo Irwan Darwanta saat dihubungi, Kamis (5/10/2023).
Irwan Darwanta menyampaikan kondisi berkurangnya debit air sumur akibat musim kemarau panjang. Hal ini diperparah dengan dimatikanya aliran Selokan Mataram pada awal Oktober 2023 lalu.
Baca juga: 4.089 Jiwa Warga di Sumbawa Barat Krisis Air Bersih Ekstrem
"Diperparah dengan selokannya mati (aliran Selokan Mataram). Jadi dua sebab itu kemarau panjang dan selokan mataram mati," tegasnya.
Menurut Irwan ada tiga padukuhan di Banyurejo yang mengalami kekurangan air bersih yakni Plambongan, Tangisan dan Jambean.
Jumlah kepala keluarga (KK) terdampak di Padukuhan Plambongan 15 KK. Padukuhan Tangisan sebanyak 44 KK sedangkan Padukuhan Jambean 111 KK.
"(Yang terdampak) sumur rumah tangga. (Yang digunakan) mandi, cuci, masak," tandasnya.
Di sektor pertanian, lanjut Irwan, petani sudah melakukan langkah antisipasi. Sebab sebelumnya sudah mendapatkan informasi jika aliran Selokan Mataram akan dimatikan sementara.
"Iya, tapi kalau pertanian sudah diinfokan dari awal jadi petani sudah antisipasi, Mungkin dengan tanaman palawija," urainya.
Terkait dengan krisis air di tiga padukuhan tersebut pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD Sleman untuk meminta dropping air. Permintaan dropping itu juga sudah disetujui.
Bahkan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) juga sudah siap untuk mengirimkan dropping.
"Kita mengajukan dropping air bersih sudah disetujui terus tadi dari PUPR DIY sudah mengirimkan hidran umum, terus Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak siap mengirimkan air dropping air bersih," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten, Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, saat ini sudah dilakukan pemasangan hidran umum (HU).
HU berkapasitas 2.000 liter di sejumlah lokasi terdampak di Banyurejo. HU tersebut untuk penampungan air bersih dari dropping.
"Sudah dipasang HU 10 titik. Mulai dropping besok pagi, bantuan BBWSO karena dampak dari salah satunya El Nino plus dimatikan (aliran) Selokan Mataram," ucapnya.
Baca juga: Terdampak Kekeringan, Warga di Wilayah Sleman Ini Tak Mau Dikirimi Bantuan Air Bersih
Bambang menjelaskan bantuan air yang akan disalurkan sebanyak tiga tangki. Kemudian akan dipantau kembali apakah dropping tersebut dapat mencukupi kebutuhan warga atau tidak.
"Sementara besok baru tiga kali dari tiga tanki dari BBWSO. Kemudian nanti kita pantau kurangnya, tetapi kemarin rembugan pihak pengelola dan proyek BBWSO tanggungjawab untuk membantu, untuk awal ini tiga tanki besok pagi dari BBWSO akan mengairi di 10 titik tadi," ucapnya.
Aliran Selokan Mataram rencananya akan dimatikan sementara selama satu bulan. Terkait dengan dampak, pihaknya akan melakukan pendataan.
PBD Sleman telah berkoordinasi dengan kalurahan-kalurahan yang wilayahnya di kanan dan kiri sepanjang Selokan Mataram.
"Kita sudah komunikasi semuanya kanan kiri Selokan Mataram sama Pak Jogoboyo, Pak Lurahnya pokoknya ada apa-apa untuk langsung matur (lapor) ke BPBD. Kita tangani segera mungkin. Pokoke surat rung teko (pokoknya surat permintaan dropping belum datang), banyu wes teko (bantuan air sudah datang) ngono kui. Sing penting pemberitahuan dulu (yang penting pemberitahuan dulu)," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.