KOMPAS.com - Selokan Mataram adalah sebuah kanal atau saluran irigasi yang menghubungkan Sungai Progo di bagian barat dengan Sungai Opak yang ada di bagian timur wilayah Yogyakarta.
Bentuk Selokan Mataram memang lebih besar daripada selokan pada umumnya, bahkan beberapa penggalnya begitu lebar menyerupai sebuah sungai.
Baca juga: Aliran Selokan Mataram Sleman Akan Dimatikan Selama Satu bulan
Pada musim kemarau ini, Selokan Mataram rencananya akan ditutup total atau dikeringkan dari tanggal 1 hingga 31 Oktober 2023.
Pengeringan ini dilakukan untuk pengerjaan bangunan ukur yang akan ditempatkan 25 meter di depan saluran induk pintu air, tepatnya di wilayah Bligo, Magelang.
Baca juga: Selokan Mataram, Kanal Irigasi Peninggalan Sultan Hamengkubuwono IX
Di samping itu, pengeringan juga bertujuan untuk melakukan pemeliharaan, termasuk pengerukan sedimentasi atau pengendapan akibat pembangunan tiang jalan tol yang berada di samping jalan inspeksi.
Menjadi saluran air yang memiliki fungsi penting dan bernilai sejarah, berikut adalah sejumlah fakta terkait Selokan Mataram yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.
Baca juga: Mengenal Selokan Mataram nan Legendaris yang Membelah Kota Yogyakarta, Dibangun oleh Ribuan Orang
Berstatus sebagai cagar budaya, Selokan Mataram menyimpan kisah sejarah ketika pasukan kolonial Jepang masuk ke wilayah Yogyakarta pada tahun 1942.
Dilansir dari laman jogjaprov.go.id, sejarah pembangunan Selokan Mataram tidak lepas dari siasat Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang dilakukan untuk menyelamatkan rakyatnya dari kerja paksa atau romusha.
Meski rakyatnya tetap akan bekerja secara sukarela, setidaknya mereka tidak meninggal akibat kelaparan dan kekejaman sistem romusha yang digulirkan saat itu itu.
Pembangunan saluran irigasi kemudian diusulkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan dalih agar mampu menyetor lebih banyak hasil bumi kepada pasukan Jepang.
Hasil bumi ini digunakan untuk persiapan perang sebagai logistik pasukan kolonial Jepang dan agar rakyat tidak kelaparan.
Dilansir dari laman indonesia.go.id, bentuk ceruk atau selokan ini memang sudah ada sejak tahun 1588 atau sebelum Selokan Mataram dibangun.
Hanya saja bentuk selokan tersebut tidak sepanjang sekarang karena hanya berupa parit pertahanan yang tidak dialiri air.
Sementara Bendungan Karangtalun yang kemudian menjadi hulu Selokan Mataram sudah terlebih dahulu dibangun pada masa pemerintahan Belanda, begitu juga dengan Selokan Van Der Wijk.
Dilansir dari laman indonesia.go.id, ide pembangunan Selokan Mataram didapat Sri Sultan Hamengku Buwono IX karena terinspirasi dari ramalan Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri yang berkuasa pada 1135-1159.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.