Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Selokan Mataram, Cagar Budaya Yogyakarta yang Akan Dilewati Tol Jogja-Bawen

Kompas.com - 02/10/2023, 23:08 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Selokan Mataram adalah sebuah kanal atau saluran irigasi yang menghubungkan Sungai Progo di bagian barat dengan Sungai Opak yang ada di bagian timur wilayah Yogyakarta.

Bentuk Selokan Mataram memang lebih besar daripada selokan pada umumnya, bahkan beberapa penggalnya begitu lebar menyerupai sebuah sungai.

Baca juga: Aliran Selokan Mataram Sleman Akan Dimatikan Selama Satu bulan

Pada musim kemarau ini, Selokan Mataram rencananya akan ditutup total atau dikeringkan dari tanggal 1 hingga 31 Oktober 2023.

Pengeringan ini dilakukan untuk pengerjaan bangunan ukur yang akan ditempatkan 25 meter di depan saluran induk pintu air, tepatnya di wilayah Bligo, Magelang.

Baca juga: Selokan Mataram, Kanal Irigasi Peninggalan Sultan Hamengkubuwono IX

Di samping itu, pengeringan juga bertujuan untuk melakukan pemeliharaan, termasuk pengerukan sedimentasi atau pengendapan akibat pembangunan tiang jalan tol yang berada di samping jalan inspeksi.

Menjadi saluran air yang memiliki fungsi penting dan bernilai sejarah, berikut adalah sejumlah fakta terkait Selokan Mataram yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.

Baca juga: Mengenal Selokan Mataram nan Legendaris yang Membelah Kota Yogyakarta, Dibangun oleh Ribuan Orang

1. Siasat Sultan Hamengku Buwono IX Menghindari Romusha

Berstatus sebagai cagar budaya, Selokan Mataram menyimpan kisah sejarah ketika pasukan kolonial Jepang masuk ke wilayah Yogyakarta pada tahun 1942.

Dilansir dari laman jogjaprov.go.id, sejarah pembangunan Selokan Mataram tidak lepas dari siasat Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang dilakukan untuk menyelamatkan rakyatnya dari kerja paksa atau romusha.

Meski rakyatnya tetap akan bekerja secara sukarela, setidaknya mereka tidak meninggal akibat kelaparan dan kekejaman sistem romusha yang digulirkan saat itu itu.

Pembangunan saluran irigasi kemudian diusulkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan dalih agar mampu menyetor lebih banyak hasil bumi kepada pasukan Jepang.

Hasil bumi ini digunakan untuk persiapan perang sebagai logistik pasukan kolonial Jepang dan agar rakyat tidak kelaparan.

2. Selokan Mataram Sebelumnya Berupa Parit Pertahanan

Dilansir dari laman indonesia.go.id, bentuk ceruk atau selokan ini memang sudah ada sejak tahun 1588 atau sebelum Selokan Mataram dibangun.

Hanya saja bentuk selokan tersebut tidak sepanjang sekarang karena hanya berupa parit pertahanan yang tidak dialiri air.

Sementara Bendungan Karangtalun yang kemudian menjadi hulu Selokan Mataram sudah terlebih dahulu dibangun pada masa pemerintahan Belanda, begitu juga dengan Selokan Van Der Wijk.

Hulu Selokan Mataram yang berada di Sungai Progo, tepatnya di Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.jogjaprov.go.id Hulu Selokan Mataram yang berada di Sungai Progo, tepatnya di Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

3. Terinspirasi dari Raja Jayabaya dan Sunan Kalijaga

Dilansir dari laman indonesia.go.id, ide pembangunan Selokan Mataram didapat Sri Sultan Hamengku Buwono IX karena terinspirasi dari ramalan Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri yang berkuasa pada 1135-1159.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Menteri ATR/BPN Berikan Sertifikat Tanah Kasultanan Kepada Sultan HB X

Menteri ATR/BPN Berikan Sertifikat Tanah Kasultanan Kepada Sultan HB X

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 8 Desember 2023: Pagi Berawan, Sore Hujan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 8 Desember 2023: Pagi Berawan, Sore Hujan

Yogyakarta
Warga Yogyakarta Bakar Ogoh-ogoh di Kantor KPU DIY

Warga Yogyakarta Bakar Ogoh-ogoh di Kantor KPU DIY

Yogyakarta
Bertemu Sekjen PSI Raja Juli, Sultan HB X: Saya Enggak Tahu Kalau Sekjen

Bertemu Sekjen PSI Raja Juli, Sultan HB X: Saya Enggak Tahu Kalau Sekjen

Yogyakarta
Lihat Tanahnya Dipatok untuk Jalan Tol, Warga Kulon Progo: Rasanya Kurang Enak

Lihat Tanahnya Dipatok untuk Jalan Tol, Warga Kulon Progo: Rasanya Kurang Enak

Yogyakarta
Ade Armando Kembali Dilaporkan ke Polda DIY

Ade Armando Kembali Dilaporkan ke Polda DIY

Yogyakarta
10 Tukang Curi Tiang Fiber Optik di Kulon Progo, Mengaku untuk Ongkos Pulang ke Jabar

10 Tukang Curi Tiang Fiber Optik di Kulon Progo, Mengaku untuk Ongkos Pulang ke Jabar

Yogyakarta
3 Santri Terseret Ombak di Pantai Parangtritis, Satu Orang Masih Dicari

3 Santri Terseret Ombak di Pantai Parangtritis, Satu Orang Masih Dicari

Yogyakarta
Dinas Kesehatan DIY Minta Fasilitas Kesehatan Waspada Pneumonia Anak

Dinas Kesehatan DIY Minta Fasilitas Kesehatan Waspada Pneumonia Anak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 7 Desember 2023: Siang hingga Sore Hujan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 7 Desember 2023: Siang hingga Sore Hujan

Yogyakarta
Alami Kedaruratan Saat Libur Nataru, Wisatawan di Yogyakarta Bisa Hubungi Nomor Ini

Alami Kedaruratan Saat Libur Nataru, Wisatawan di Yogyakarta Bisa Hubungi Nomor Ini

Yogyakarta
Buntut Pernyataan Politik Dinasti di Yogyakarta, Ade Armando Dilaporkan ke Polda DIY

Buntut Pernyataan Politik Dinasti di Yogyakarta, Ade Armando Dilaporkan ke Polda DIY

Yogyakarta
KPK Sebut Koruptor Tidak Hanya Melibatkan Suami atau Istri, tapi Juga Anak dan Keluarga Besar

KPK Sebut Koruptor Tidak Hanya Melibatkan Suami atau Istri, tapi Juga Anak dan Keluarga Besar

Yogyakarta
Terapis Pijat Ditangkap Gara-gara Ketahuan Rekam Teman Perempuan Mandi

Terapis Pijat Ditangkap Gara-gara Ketahuan Rekam Teman Perempuan Mandi

Yogyakarta
Honor Naik 2 Kali Lipat, KPU Bantul Ajak Generasi Muda Daftar KPPS

Honor Naik 2 Kali Lipat, KPU Bantul Ajak Generasi Muda Daftar KPPS

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com