Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Sebut Pengusaha yang Membantu Pencalonannya Langsung Diperiksa Alat Negara

Kompas.com - 19/09/2023, 18:18 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan menyebut saat ini sejumlah pengusaha membantunya dalam safari politik. Namun, hanya pengusaha kelas menengah yang membantunya. 

Sementara pengusaha besar tak berani mendekatinya. 

"Banyak pengusaha-pengusaha yang mau membantu," ujar Anies Baswedan saat menyampaikan dalam acara "3 Bacapres Bicara Gagasan" yang digelar atas kerja sama UGM dengan Narasi Mata Najwa di Grhra Sabha Pramana, Selasa (19/09/2023).

"Yang besar-besar tidak mau mendekati, semua yang besar-besar itu tidak ada yang mendekat. Yang mendekati yang tengah-tengah semua," lanjutnya. 

Baca juga: Ditanya soal Dana Safari Politik, Anies Mengaku Dapat Bantuan, tapi Bukan Uang Tunai

Mendengar hal itu, Presenter Najwa Shihab kemudian bertanya alasan konglomerat tidak mau mendekati Anies Baswedan. Anies kemudian menjawab jika seharusnya pertanyaan itu disampaikan kepada konglomerat.

Namun akhirnya Anies menjawab bahwa para pengusaha besar tidak mau mendekati karena takut.

"(Mereka) takut. karena saya, kami mengalami pengusaha-pengusaha yang berinteraksi, bertemu, sesudah itu mereka akan mengalami pemeriksaan. Pemeriksaan pajak, pemeriksaan yang lain-lain," tegadnya.

Anies kemudian mencontohkan pengusaha di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang membantunya. Dia menyebut pengusa tersebut diperiksa pajaknya setelah membantu.

"Setelah selesai, katanya random, tapi 10 perusahaan miliknya semua diperiksa pajaknya, yang katanya random. Apa yang terjadi? Takut untuk membantu," tandasnya

Padahal, lanjut Anies, yang para pengusaha kerjakan bukan membantu dirinya melainkan membantu relawan. 

"Mereka membjayai semuanya di daerahnya masing-masing bukan tempat kita. Bayangkan yang besar," urainya.

Kemudian, Najwa kembali bertanya kepada Anies, apakah ada dugaan alat negara digunakan untuk mengintimidasi orang-orang yang membantu pencalonannya. Anies pun membenarkannya. 

"Iya, itu laporanya begitu. Iya (alat negara)," tegasnya.

Anies mengaku tidak mengetahui siapa yang memerintahkan alat negara tersebut. Namun itu laporan yang diterimanya. 

Baca juga: Saat Anies Bicara Soal Keadilan dalam Pembangunan Jalan Tol

"Saya tidak tahu siapa yang memerintahkan siapa, tapi fakta di lapangannya seperti itu. Dan saya mau tanya pada diri saya sendiri dan kita semua, akan kah kita membiarkan Republik ini berada dalam rasa takut? Akan kah kita membiarkan rasa kebebasan itu hilang? Saya rasa tidak," ucapnya.

Anies pun mengajak kepada kepada semua termasuk para pengusaha agar tidak usah takut.

"Saya ingin mengajak pada semuanya, termasuk pengusaha-pengusaha itu, bapak jangan takit. Insyaallah kalau ada perubahan, kita akan buat negeri ini aman bagi semuanya," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 23 September 2023: Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 23 September 2023: Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Gunung Merapi Keluarkan 148 Kali Guguran Lava Selama Sepekan, Suaranya Terdengar di Pos Babadan

Gunung Merapi Keluarkan 148 Kali Guguran Lava Selama Sepekan, Suaranya Terdengar di Pos Babadan

Yogyakarta
Dugaan Keracunan, Dinkes Gunungkidul Tunggu Hasil Uji Laboratorium Makanan

Dugaan Keracunan, Dinkes Gunungkidul Tunggu Hasil Uji Laboratorium Makanan

Yogyakarta
Kebakaran Lahan di Kulon Progo Kembali Berulang, BPBD: Akibat Bakar Sampah dan Membuka Ladang

Kebakaran Lahan di Kulon Progo Kembali Berulang, BPBD: Akibat Bakar Sampah dan Membuka Ladang

Yogyakarta
Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, Pemkab Kulon Progo Siapkan 900.000 Liter Air untuk Warga

Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, Pemkab Kulon Progo Siapkan 900.000 Liter Air untuk Warga

Yogyakarta
Ada 826 Lowongan PPPK Tenaga Pendidik di Pemda DIY, Paling Banyak untuk Guru BK

Ada 826 Lowongan PPPK Tenaga Pendidik di Pemda DIY, Paling Banyak untuk Guru BK

Yogyakarta
4 Tahun Lalu Sempat Bikin Heboh, Air Sumur Bor Tanpa Pompa Ini Masih Mengalir Deras meski Kemarau

4 Tahun Lalu Sempat Bikin Heboh, Air Sumur Bor Tanpa Pompa Ini Masih Mengalir Deras meski Kemarau

Yogyakarta
Ada Pasukan Gajah Saat Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta, 'Drone' Dilarang Terbang

Ada Pasukan Gajah Saat Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta, "Drone" Dilarang Terbang

Yogyakarta
Mbah Panut 'Simbah Nikah' Bertemu Cinta Lama di Usia 57 Tahun, Polisi Tertua akan Pensiun Tahun Depan

Mbah Panut "Simbah Nikah" Bertemu Cinta Lama di Usia 57 Tahun, Polisi Tertua akan Pensiun Tahun Depan

Yogyakarta
Orangtua Bocah 10 Tahun yang Meninggal Diduga Keracunan di Gunungkidul Takkan Menuntut

Orangtua Bocah 10 Tahun yang Meninggal Diduga Keracunan di Gunungkidul Takkan Menuntut

Yogyakarta
Diduga Keracunan Massal, Satu Anak di Gunungkidul Tewas

Diduga Keracunan Massal, Satu Anak di Gunungkidul Tewas

Yogyakarta
Hilang 3 Bulan, Kades di Blora Bantah Kabur karena Kasus Korupsi Dana Desa

Hilang 3 Bulan, Kades di Blora Bantah Kabur karena Kasus Korupsi Dana Desa

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 22 September 2023: Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 22 September 2023: Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Kronologi Truk Tabrak Rumah di Solo, Berawal Hendak Menyalip lalu Oleng

Kronologi Truk Tabrak Rumah di Solo, Berawal Hendak Menyalip lalu Oleng

Yogyakarta
Pengakuan Orangtua Pembuang Bayi Kembar di Sungai Buntulan, Sleman

Pengakuan Orangtua Pembuang Bayi Kembar di Sungai Buntulan, Sleman

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com