Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PDIP Mencalonkan Ganjar, Saya Tidak Berani ke Sana-Sini Ketemu Siapa Pun"

Kompas.com, 27 Agustus 2023, 20:04 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Pemecatan Budiman Sudjatmiko dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ditanggapi sejumlah pihak, salah satunya Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo atau yang akrab disapa FX Rudy.

FX Rudy mengatakan, Budiman memang seharusnya dipecat usai memperlihatkan sikap tak loyal kepada partai berlambang banteng tersebut.

Bahkan dia menilai, sikap tersebut telah muncul ketika Budiman bertemu Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

"Ngapain kaget, menyalahi aturan dipecat, ya memang disiplin partai kok," kata FX Rudy, dikutip dari TribunSolo.com.

"Partai kan ada aturan. Aturan partai seperti itu dan dilanggar, ada sanksi. Aku saja ada sanksi kok," imbuhnya.

Baca juga: Gibran Tak Diundang Acara DPD PDI-P Jateng, FX Rudy Bantah Ada Keretakan Internal

Menurutnya, pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko justru menunjukkan DPP PDIP konsisten dalam menjaga kedisiplinan para kadernya.

"Itu yang namanya disiplin partai. DPP pun menerapkan '5 mantap', salah satunya 'mantap disiplin'," ujar FX Rudy.

Dia menegaskan, DPC PDIP Kota Solo juga akan melakukan hal serupa bila ada yang terbukti mendukung caleg atau capres partai lain.

"Kader lain jangan sampai. Di DPC (PDIP Kota Solo) berani foto caleg partai lain itu akan kami tindak lanjuti," ucap FX Rudy.

"Kalau saya, sikap PDI Perjuangan mencalonkan Ganjar, tidak berani ke sana kemari ketemu siapa pun, tidak," sambungnya.

Baca juga: Baliho Prabowo-Gibran Terpampang di Labuan Bajo, Dipasang 3 Hari Lalu

Kasus Budiman Sudjatmiko, FX Rudy menyatakan, semakin memperjelas perbedaan loyalis dan militan dalam PDIP.

"Namanya loyalis dan militan beda. Militan tidak dicalonkan tetap PDI Perjuangan," jelasnya.

Ditanya mengenai sosok Budiman Sudjatmiko, FX Rudy mengaku mengenal aktivis 1998 ini.

"Kenal, komunikasi terakhir 6 bulan yang lalu," ungkapnya.

Sebelumnya, PDIP memecat Budiman Sudjatmiko melalui surat pemecatan yang ditandatangani langsung oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Kamis (24/8/2023).

Baca juga: Bukan Wewenangnya Pecat Budiman Sudjatmiko, Gibran Menyebut Ucapan Selamat di Kopdarnas PSI Hanya Bercanda

Keputusan tersebut diambil setelah Budiman bersama Prabowo Subianto mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023).

Padahal, di sisi lain, PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (Bacapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul "Kata FX Rudy Soal Budiman Sudjatmiko yang Dipecat PDIP: Ya Memang Disiplin Partai"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau