YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sampah saat ini menjadi permasalahan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sampah juga seringkali dibuang sembarangan dan mengganggu lingkungan.
Namun, di tangan ibu-ibu di Bank Sampah Catur Mandiri, di Padukuhan Selang IV, Selang, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, sampah diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Bahkan bungkus kopi saset yang tidak laku dijual ke pengepul bisa diolah menjadi bak sampah yang unik. Plastik warna warni yang dibuang dan harganya murah, diubah menjadi bunga yang indah.
Baca juga: TPA Sarimukti Kebakaran, Antrean Truk Sampah Capai 5 Kilometer
Pengurus Bank Sampah Catur Mandiri, Rani Widyaningsih mengatakan, pengolahan kerajinan dari sampah sudah dilakukan sejak tahun 2012 lalu. Namun bank sampah, baru berdiri sejak tahun 2014 lalu.
Sampah untuk kerajinan itu didapatkan dari bank sampah. Adapun kerajinan yang dihasilkan yakni piring, wadah tisu, dan pakaian karnaval dari bungkus makanan.
"Ini bak sampah dari bungkus kopi saset yang di pengepul tidak laku, kami beli untuk membuat bak sampah. Ternyata banyak peminatnya," kata Rani saat ditemui di Selang IV, Rabu (23/8/2023).
Selain membuat kerajinan perangkat rumah tangga, juga dibuat bunga berasal dari plastik warna warni. Plastik itu dibeli dari bank sampah maupun warga yag biasanya dibeli pengepul Rp 500 per kilogramnya, pihaknya membeli Rp 5000 per kilogramnya.
Rani pun mempraktikkan membuat bunga yang cukup mudah, hanya menggunakan lem dan gunting.
"Jadi warnanya bisa warna warni," kata dia.
Bekas wadah minuman berbentuk gelas juga bisa dibuat tas belanja dan bak sampah. Hasil karya warga tersebut dijual dengan harga beragam.
Misalnya tempat tisu kosong harganya Rp 30.000, untuk piring harganya Rp 10.000 sampai Rp 15.000, dan bunga Rp 20.000 sampai Rp 25.000.
"Kemarin ada yang borong dari Klaten. Masih lumayan, per bulannya bisa membantu perekonomian keluarga. Bisa rata-rata Rp 500.000 sampai Rp 700.000 per bulannya," kata Rani.
Baca juga: Pemerintah DIY Gelontorkan Rp 16 Miliar Dana Keistimewaan untuk Penanganan Sampah
Meski pelaku kerajinan berkurang, namun dirinya dan anggota bank sampah akan terus berkreasi. Selain itu, dukungan dari pemerintah dirasakan sudah semakin baik.
"Kemarin dinas Perdagangan memasukkan produk kami ke website umkm Gunungkidul, nanti dari luar daerah bisa beli melalui aplikasi," kata Rani.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, total ada 230 bank sampah di Gunungkidul. Terbanyak di Kapanewon Karangmojo dengan jumlah 101.
Diharapkan dengan semakin banyak bank sampah bisa mengurangi beban TPAS Wukirsari, Wonosari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.