Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MK Bolehkan Kampanye di Kampus, BEM UGM Akan Undang Capres untuk Sarasehan dan Siapkan Kontrak Politik

Kompas.com - 21/08/2023, 20:21 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK) mengizinkan peserta pemilu berkampanye di fasilitas pemerintah dan pendidikan selama tidak menggunakan atribut kampanye. Hal ini termuat dalam Putusan MK Nomor 65/PUU-XXI/2023 yang dibacakan pada Selasa (15/08/2023).

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyambut baik putusan MK tersebut. 

"Tentu kami menyambut baik ya. Karena ketika adanya atau diperbolehkannya kampanye di dalam kampus itu menjadi salah satu sarana pembelajaran politik mahasiswa," ujar Ketua BEM KM UGM Gielbran Mohammad saat dihubungi, Senin (21/08/2023).

Baca juga: Dapat Pantun 2024 Terpilih, Prabowo: Terima Kasih, tapi Ini Belum Musim Kampanye

BEM KM UGM pun sudah berencana mengundang capres-capres untuk datang. Nantinya acara akan dikonsep dengan bentuk sarasehan.

"Kalau dari teman-teman UI menyampaikan ingin membuat debat. Kalau dari BEM UGM punya cara lain. Dari awal kita udah punya planning, rencana untuk mengadakan sarasehan bersama untuk membangun Indonesia," urainya.

Dia menjelaskan di dalam sarasehan tersebut tidak untuk memperdebatkan gagasan para capres. Namun BEM UGM ingin mendengar gagasan para capres terhadap tuntutan yang mereka bawa.

"Di sana kita akan memberikan tuntutan kepada para capres ini. Kemudian kita mintai gambaran ke depan Indonesia mau dibawa seperti apa gitu. Ditangan-tangan capres-capres ini Indonesia mau dibawa kemana di tahun 2024. Dari segi politik, ekonomi, sosial, geososial, geopolitik dan sebagainya," urainya.

Bahkan BEM UGM akan menyiapkan kontrak politik dengan para capres. Hal itu dinilainya penting, agar para capres datang ke kampus tidak hanya mengumbar janji.

Sebab menurut Gielbran, debat atau pun sarasehan akan menjadi 'omong kosong' jika tidak ada kontrak politik.

"Debat atau diskusi atau sarasehan itu akan menjadi omong kosong kalau tidak ada kontrak politik, tidak ada kemauan politik untuk membenahi Indonesia. Kita nggak ingin kampus dijadikan tempat 'pelacuran' suara. Kita nggak ingin kampus dijadikan tempat mencari elektoral doang, kita ingin menjadikan politik 2024 adalah politik yang berintelektual," tandasnya.

Para mahasiswa pun akan melakukan kajian. Hasil dari kajian tersebut akan dijadikan tuntutan yang dibawa untuk para capres.

Baca juga: Bela Gibran yang Menolak Disebut Jurkam Ganjar, FX Rudy: Benar, karena Belum Masa Kampanye

"Tentu mahasiswa akan bikin kajian. Kajian itu akan dijadikan tuntuan bagi para capres untuk tadi memperbaiki berbagai macam sektor di Indonesia. Jadi kita nggak cuma mendengarkan mereka debat, nggak cuma mendengarkan mereka diskusi. Kita akan membawakan tuntutan, kontrak politik yang harus disepakati oleh capres-capres ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Gielbran mengungkapkan momentum berkampanye di fasilitas pendidikan jangan sampai hanya dijadikan seremonial. Apalagi hanya dijadikan 'gimik' politik.

"Kita ingin capres-capres ini masuk ke dalam kampus. Dia debat ya monggo dilakukan debat, Tapi kalau dari kami dari BEM KM UGM lebih prefer untuk kita bikin sarasehan bareng. Kita bikin diskusi bersama bagaiman masa depan Indonesia di tangan capres-capres ini," urainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Yogyakarta
Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Yogyakarta
Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Yogyakarta
Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Yogyakarta
5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

Yogyakarta
Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Yogyakarta
Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com