Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Dukung Gunungkidul Tidak KLB Antraks, Bupati Sebut Kasus Antraks Framing Media

Kompas.com - 14/07/2023, 09:39 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo mendukung langkah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, untuk tidak meningkatkan status KLB antraks. Bupati Gunungkidul Sunaryanta sendiri menyebut framing media menjadikan berita antraks menjadi viral.

Mentan sebut antraks terus muncul dan hampir setiap tahun ada. Hal ini karena spora antraks bisa bertahan hingga puluhan tahun. Namun demikian, dengan penanganan yang baik, di Indonesia kasus antraks tidak separah kasus penyakit mulut dan kuku.

"Satu hal yang mengejutkan kita terkontaminasi manusia, dari deteksi Kementan hanya terjadi di Gunungkidul," kata Yasin Limpo ditemui di Taman Budaya Gunungkidul (TBG), Playen, Gunungkidul, Kamis (13/7/2023) petang.

Baca juga: Hewan Ternak di Dua Kapanewon Terdekat dari Semanu Gunungkidul Bakal Divaksin Antraks

Dikatakannya dengan adanya kasus ini, ke depan jika muncul antraks tidak boleh lagi disentuh hewan langsung dibakar dan dikubur cukup dalam. Jangan lagi ada yang membongkar kuburan ternak tersebut.

Daerah 200 meter dari lokasi temuan antraks harus diisolasi dan dijaga oleh puskeswan. Hingga setiap kabupaten harus memiliki protap mengenai penanganan.

"Kemarin ini seperti informasi pak bupati memang ada sedikit kontraksi di luar dugaan kita antraks masih bisa digali, mungkin quote and quote dikonsumsi dan jadi persolan," kata dia.

Yasin Limpo mengatakan kasus ini menjadi warning dan tidak boleh diabaikan. Namun demikian, pihaknya mendukung langkah tidak diberlakukan KLB antraks.

"Memang saya sependapat tidak di klb-kan secara nasional, kalau ini sudah dalam kendali pak bupati di sini berarti sudah tidak klb, penanganannya harus intensif," kata dia.

"Kalau saya melihat yang disampaikan pak Bupati saya pikir kita terlalu mendramatisir lagi kalau itu KLB, ingat KLB penanganan seolah tidak terkendali," kata Yasin.

Baca juga: Ada Kasus Antraks, Pasar Hewan di Gunungkidul Tetap Buka

Politisi Nasdem ini mengatakan, harus ada peningkatan terkait edukasi warga jika ditemukan kasus antraks. Penyakit ini memiliki gejala yang bisa langsung parah dan menyebabkan hewan ternak mati.

"Diedukasi dunia menghadapi kemarau dan panas yang sangat tinggi di seluruh dunia virus lama muncul, temporary system harus menjadi pendekatan gugus tugas daerah akan dikontrol gugus tugas khusus propinsi. Tidak hanya hewan juga tumbuhan," kata Yasin.

Menurut dia, salah satu cara penanganan antraks dengan memberikan vaksinasi kepada ternak. Indonesia sudah memiliki vaksin, dan tinggal diperbanyak untuk diberikan kepada hewan ternak.

Sehingga dari pengalaman Kementan, kejadian antraks tidak pernah masif. Dengan sistem yang baik ini, diharapkan tidak mengganggu produktivitas hewan ternak di Gunungkidul, karena salah satu sumber ternak untuk Jawa Tengah dan DIY.

"Pesan bapak presiden kepada saya betul-betul memperhatikan Gunungkidul memperhatikan jawa tengah, sumber pangan kita salah satu wilayah kita tidak boleh abaikan," kata dia.

Mentan menyerahkan bantuan berupa vaksin Antraks hingga pendukung lainnya senilai Rp 631.613.132,00. Vaksinnya mencapai 60.817 dosis.

Baca juga: Tradisi Brandu Terus Berulang, Kasus Antraks di Gunungkidul Perlu Penanganan Sistematis

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Area Persawahan Sleman, Ketahuan Saat Motor Warga Mogok

Bayi Laki-laki Ditemukan di Area Persawahan Sleman, Ketahuan Saat Motor Warga Mogok

Yogyakarta
Dugaan Tawuran Pelajar di Umbulharjo Yogyakarta, Satu Orang Tercebur ke Sungai

Dugaan Tawuran Pelajar di Umbulharjo Yogyakarta, Satu Orang Tercebur ke Sungai

Yogyakarta
Mensos Risma Janji Bantu Eks Napiter yang Ingin Buka Usaha, tapi Bentuknya Bukan Uang Tunai

Mensos Risma Janji Bantu Eks Napiter yang Ingin Buka Usaha, tapi Bentuknya Bukan Uang Tunai

Yogyakarta
Istimewa, Ini Makna dan Filosofi 10 Pohon di Keraton Yogyakarta

Istimewa, Ini Makna dan Filosofi 10 Pohon di Keraton Yogyakarta

Yogyakarta
Cara Daftar Program Istura untuk Berkunjung ke Istana Kepresidenan Yogyakarta

Cara Daftar Program Istura untuk Berkunjung ke Istana Kepresidenan Yogyakarta

Yogyakarta
7 Siswa yang Diduga Tawuran di Umbulharjo Yogyakarta Ditangkap, Obat dan Gir Disita

7 Siswa yang Diduga Tawuran di Umbulharjo Yogyakarta Ditangkap, Obat dan Gir Disita

Yogyakarta
Buang Muatan Sampah di Pinggir Jalan Bantul, Sopir Diminta Angkut Lagi Buangannya

Buang Muatan Sampah di Pinggir Jalan Bantul, Sopir Diminta Angkut Lagi Buangannya

Yogyakarta
Terperosok Lubang, Maling Ayam di Yogyakarta Ditangkap Warga

Terperosok Lubang, Maling Ayam di Yogyakarta Ditangkap Warga

Yogyakarta
Rumah Warga Terdampak Pelebaran JJLS Mulai Dibongkar untuk Jalur Pipa Air Bersih Menuju Bandara YIA

Rumah Warga Terdampak Pelebaran JJLS Mulai Dibongkar untuk Jalur Pipa Air Bersih Menuju Bandara YIA

Yogyakarta
Kampung Nagan Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, Rumah Dibongkar

Kampung Nagan Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, Rumah Dibongkar

Yogyakarta
Viral, Video Diduga Tawuran di Jalan Pramuka Yogyakarta, Ini Kata Polisi

Viral, Video Diduga Tawuran di Jalan Pramuka Yogyakarta, Ini Kata Polisi

Yogyakarta
Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Yogyakarta
Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Yogyakarta
Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com