Salin Artikel

Mentan Dukung Gunungkidul Tidak KLB Antraks, Bupati Sebut Kasus Antraks Framing Media

Mentan sebut antraks terus muncul dan hampir setiap tahun ada. Hal ini karena spora antraks bisa bertahan hingga puluhan tahun. Namun demikian, dengan penanganan yang baik, di Indonesia kasus antraks tidak separah kasus penyakit mulut dan kuku.

"Satu hal yang mengejutkan kita terkontaminasi manusia, dari deteksi Kementan hanya terjadi di Gunungkidul," kata Yasin Limpo ditemui di Taman Budaya Gunungkidul (TBG), Playen, Gunungkidul, Kamis (13/7/2023) petang.

Dikatakannya dengan adanya kasus ini, ke depan jika muncul antraks tidak boleh lagi disentuh hewan langsung dibakar dan dikubur cukup dalam. Jangan lagi ada yang membongkar kuburan ternak tersebut.

Daerah 200 meter dari lokasi temuan antraks harus diisolasi dan dijaga oleh puskeswan. Hingga setiap kabupaten harus memiliki protap mengenai penanganan.

Yasin Limpo mengatakan kasus ini menjadi warning dan tidak boleh diabaikan. Namun demikian, pihaknya mendukung langkah tidak diberlakukan KLB antraks.

"Memang saya sependapat tidak di klb-kan secara nasional, kalau ini sudah dalam kendali pak bupati di sini berarti sudah tidak klb, penanganannya harus intensif," kata dia.

"Kalau saya melihat yang disampaikan pak Bupati saya pikir kita terlalu mendramatisir lagi kalau itu KLB, ingat KLB penanganan seolah tidak terkendali," kata Yasin.

Politisi Nasdem ini mengatakan, harus ada peningkatan terkait edukasi warga jika ditemukan kasus antraks. Penyakit ini memiliki gejala yang bisa langsung parah dan menyebabkan hewan ternak mati.

"Diedukasi dunia menghadapi kemarau dan panas yang sangat tinggi di seluruh dunia virus lama muncul, temporary system harus menjadi pendekatan gugus tugas daerah akan dikontrol gugus tugas khusus propinsi. Tidak hanya hewan juga tumbuhan," kata Yasin.

Menurut dia, salah satu cara penanganan antraks dengan memberikan vaksinasi kepada ternak. Indonesia sudah memiliki vaksin, dan tinggal diperbanyak untuk diberikan kepada hewan ternak.

Sehingga dari pengalaman Kementan, kejadian antraks tidak pernah masif. Dengan sistem yang baik ini, diharapkan tidak mengganggu produktivitas hewan ternak di Gunungkidul, karena salah satu sumber ternak untuk Jawa Tengah dan DIY.

"Pesan bapak presiden kepada saya betul-betul memperhatikan Gunungkidul memperhatikan jawa tengah, sumber pangan kita salah satu wilayah kita tidak boleh abaikan," kata dia.

Mentan menyerahkan bantuan berupa vaksin Antraks hingga pendukung lainnya senilai Rp 631.613.132,00. Vaksinnya mencapai 60.817 dosis.

Gunungkidul mendapatkan jatah sebanyak 11.017 dosis, dan DIY sebanyak 12.667 dosis. Sisanya sebanyak 37.133 dosis jadi cadangan di Balai Besar Veteriner Wates, DI Yogyakarta.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyampaikan terima kasih kepada mentan terkait perhatiannya terhadap kasus antraks. Ia tak menampik jika kasus ini menyebabkan seorang warganya meninggal, namun publikasi dari kejadian ini dinilai berlebihan.

Menurut dia, antraks di Gunungkidul terjadi sejak 2019, dan penularan paling akhir dibandingkan daerah lain.

"Kejadian beberapa waktu lalu hingga menelan korban satu orang meninggal, karena memang beritanya seperti itu. Ini yang framing oleh media sehingga menjadi berita viral di tingkat nasional, namun demikian kalau kita melihat di lapangan tidak ada masalah," kata Sunaryanta.

Dia meminta kepada masyarakat agar tidak panik dan khawatir menyikapi kasus Antraks. Kepanikan membuat tekanan dan kekhawatiran berlebihan.

"Khawatir itu tekanan kita, setengah tekanan kita itu karena panik, karena takut, tetapi optimisme ini yang membangun sebuah kekuatan kita sehingga sampai saat ini sudah landai dan terkendali," kata Sunaryanta.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/14/093956978/mentan-dukung-gunungkidul-tidak-klb-antraks-bupati-sebut-kasus-antraks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke