Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WN Bulgaria Bobol ATM dengan Perangkat Lunak Khusus di Yogyakarta

Kompas.com - 27/06/2023, 19:23 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polresta Yogyakarta ringkus dua orang Warna Negara Asing (WNA) asal Bulgaria, yang membobol mesin ATM dengan menggunakan perangkat lunak khusus.

"Jadi modus mereka bukan cungkil, ganjel, tapi melalui ilegal akses melalui aplikasi," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archye Nevada saat ditemui di Mapolres, Selasa (27/6/2023).

Secara lengkap, Archye menjelaskan kronologis kasus pembobolan ATM ini bermula pada Senin 19 Juni 2023, sekira pukul 12.32 WIB tempatnya di Boks ATM di depan Jogjatronik Mall.

Baca juga: ATM BTN di Kubu Raya Dirusak dan Dibobol, Begini Penampakannya

Saat itu, vendor ATM sedang melakukan pengecekan rutin. Saat melakukan pengecekan, diketahui bahwa uang yang berada di boks ATM berkurang sebanyak Rp 72.350.000.

Mengetahui hal ini vendor lalu melaporkan kejadian ini ke Polsek Gondomanan, Kota Yogyakarta. Polsek Gondomanan lalu berkoordinasi dengan Satreskrim Polresta Yogyakarta dan membentuk tim khusus untuk mengungkap perkara pembobolan ATM ini.

"Kemudian dari unit Jatanras Resmob melaksanakan penyelidikan mengumpulkan saksi dan alat bukti. Berhasil mengamankan diduga pelaku di wilayah Klaten, tepatnya hotel reddorz pada Rabu 21 Juni 2023," kata dia.

Unit Resmob Polresta Yogyakarta berhasil menangkap dua orang yang diduga pelaku yang merupakan WNA asal Bulgaria dengan inisial LP (35) dan PI (55).

Archye menjelaskan, kedua pelaku ini memiliki peran yang berbeda. LP perannya masuk ke dalam boks ATM dan mengunci boks ATM dengan gembok serta membuka mesin ATM dengan perangkat kunci, kemudian menghubungkan perangkat elektronik berupa tablet.

Lalu untuk tersangka PI bertugas untuk mengamati situasi sekitar boks ATM.

Baca juga: Rusak Mesin ATM, Perampok di Babel Gagal Bawa Brankas Isi Uang

Setelah melakukan penyelidikan Polresta Yogyakarta berhasil mengamankan barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 41 juta, kunci gembok yang digunakan untuk mengunci boks ATM, dan juga komputer tablet.

"Ada kunci yang digunakan untuk menggembok boks atm tersebut apabila ada orang lain yang mau masuk untuk mengawasi mereka, jadi apabila ada masyarakat yang masuk sudah dikunci berarti masyarakat menanggap dalam rangka perawatan dari vendor," jelas dia.

Selain itu juga mengamankan paspor WNA, yakni paspor Bulgaria, kemudian lakban, dan tongkat untuk menggeser posisi CCTV.

"Kemudian untuk CCTV mereka menggunkana tongkat untuk memindahkan posisi, yang harusnya menghadap boks atm, dipindah ke pinggir untuk mengelabui agar tidak kelihatan muka pelaku," beber Archye.

Dari keterangan pelaku yang didapat, kedua pelaku ini sudah melancarkan aksinya di beberapa boks ATM di DIY.

Baca juga: Curi Rp 1,1 Miliar untuk Judi, Petugas Pengisi Uang ATM di Kaltara Ditangkap

"Pertama boks ATM di Jogjatronik, kedua di boks ATM di swalayan di bantul, ketiga di Mirota yang ada di Jakal," jelasnya.

"Dari hasil kejahatan tersebut kerugian menghasilkan Rp 195 juta," imbuhnya.

Uang hasil curiannya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian sudah ditransfer pada virtual account dengan menggunakan aplikasi Pintu.

Selain melancarkan aksinya di wilayah DIY, kedua pelaku juga melancarkan aksinya di luar wilayah DIY yakni di Kalimantan dan Sumatera,

"Jadi untuk pelaku tersebut merupakan sindikat internasional dan pelaku lintas negara," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com