Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Black Boss, Sapi Kurban Presiden Jokowi, Dikirim ke Tepus Gunungkidul

Kompas.com, 27 Juni 2023, 11:58 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sapi kurban Presiden Joko Widodo (Jokowi) asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bernama Black Boss dikirim ke Singkil, Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Sebelum dikirim, sapi kurban bantuan presiden diserahterimakan di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, pada Selasa (27/6/2023).

Pantauan Kompas.com, Black Boss datang lebih awal di Kompleks Kepatihan Kota Yogyakarta, dibanding sapi bantuan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.

Baca juga: Pedagang Hewan Kurban di Luwu Mengeluh Penjualan Sapi Menurun

Menggunakan truk berwarna kuning, Black Boss tidak diturunkan dari truk yang mengangkutnya. Pasalnya bobot Black Boss mencapai 1 ton lebih sehingga akan sulit untuk menaikkannya ke truk kembali. 

Setelah diserahterimakan di Kepatihan Kota Yogyakarta, Black Boss lalu dikirim ke Masjid Alfalaq Singkil, Tepus, Kabupaten Gunung Kidul.

Pemilik Black Boss, Muhammad Badar Kurniawan mengatakan, sapi jenis angus itu akan dikirim ke  Masjid Alfalaq hari ini.

"Hari ini langsung dikirim ke Singkil, Tepus, Gunung Kidul," kata Badar saat ditemui di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (27/6/2023).

Sapi hasil ternaknya baru pertama kali dibeli oleh Presiden Jokowi. Dia merasa senang karena sapi yang dipelihara selama 3,5 tahun dipilih oleh Jokowi.

"Baru pertama kali dibeli Presiden, perasaan yang pasti senang," kata dia.

Black Boss yang dibeli seharga Rp 107,5 juta ini telah melalui berbagai rangkaian seleksi. Awalnya dari Puskeswan Sleman menginformasikan kepadanya bahwa sapi miliknya masuk kriteria presiden.

"Kemudian dimasukkan ke Provinsi jadi kayak audisi. Dari BBVET dan Provinsi kunjungan ambil sampel dan dilakukan uji lab. Lalu, dikonfirmasi lagi sapi sehat dan dilaporkan ke Sekretariat Presiden," jelas dia.

"Sudah dibayar lunas," imbuhnya.

Menurut dia, kriteria untuk menjadi sapi kurban presiden adalah, pertama, sehat dan bobotnya menjadi pertimbangan.

"Dari pengalaman teman sebelumnya pasti di atas 1 ton yang diambil," ucap dia.

Baca juga: 20 Ribu Ekor Sapi akan Disembelih di Kabupaten Bandung

Sementara itu, Takmir Masjid Alfalaq, Dusun Singkil, Kecamatan Tepus, Setyo Wibowo mengatakan, sapi kurban dari presiden merupakan bantuan yang bermanfaat.

"Sangat bermanfaat bagi masyarakat di Singkil," kata dia.

Masyarakat Singkil, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, didominasi oleh petani. Dia mengatakan, setiap tahunnya hanya dua sapi yang dikurbankan pada saat Idul Adha di Masjid Al Falaq.

"Mayoritas masyarakat petani, nanti akan daging dibagi tiap warga jumlahnya 550 orang," kata dia.

Sapi bantuan presiden nanti akan disembelih pada tanggal 29 Juni 2023.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau