Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Saat Mozes Jadi Korban Kerusuhan 1998, Ada Upaya Menghilangkan Jenazah, Suasana Rumah Mencekam

Kompas.com - 21/05/2023, 05:15 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

"Itu (jenazah) mau diambil tadinya, sama ya nggak tahu ya. Mungkin nggak mau Mozes ini dianggap menjadi martir atau gimana. Di sana (RS Panti Rapih) waktu itu ada banyak, ada belasan orang sudah mengantri ngaku-ngaku bahwa itu (jenazah Mozes Gatotkaca) saudaranya. Mungkin, memang mau dihilangkan wujud jenazah itu," tutur Dika.

Dika mengungkapkan ayahnya kebetulan kenal dekat dengan salah satu kepala suster di RS Panti Rapih. Sehingga, akhirnya jenazah di serahkan kepada ayahnya.

Baca juga: Fransisca, Gadis Cilik Korban Pemerkosaan Mei 1998 dan Cerita yang Kian Terkubur

"Kebetulan bapak saya kenal dengan kepala suster di situ, terkait dengan pekerjaanya dia kenal dekat. Akhirnya jenazah di serahkan kepada bapak saya," ucapnya.

Tinny mengungkapkan saat itu jenazah Mozes Gatotkaca memang diputuskan untuk tidak disemayamkan di rumah Gang Brojolamatan, Mrican, Kapanewon Depok. Jenazah Mozes Gatotkaca bawa dan disemayamkan di rumahnya di daerah Kapanewon Gamping.

"Disemayamkan di sini. Kalau di rumah (rumah Gang Brojolamatan, Mrican) kan dia (Mozes Gatotkaca) tinggal sendiri di rumah Mrican," ujar Tinny.

Suasana mencekam di rumah duka Mozes Gatotkaca

Ribuan orang dari para mahasiswa, teman-teman Mozes Gatotkaca, berbagai elemen masyarakat dan warga sekitar datang ke rumah duka untuk melayat. Para pelayat ini bahkan sampai memenuhi gang-gang kompleks perumahan menuju ke rumah duka.

Kendaraan sepeda motor hingga mobil pelayat terparkir berjajar. Sampai-sampai saat itu sulit untuk mendekat ke rumah duka tempat disemayamkanya jenazah Mozes Gatotkaca.

Kakak kandung Mozes Gatotkaca, Tinny mengaku sudah tidak ingat siapa saja yang datang melayat. Sebab saat itu ada banyak orang yang datang melayat ke rumah duka.

"Para mahasiswa pasti, teman-temanya dia (Mozes Gatotkaca), warga sekitar sini. Penuh orang di sini," ujar Tinny.

Tinny mengungkapkan saat berada di rumah duka, jenazah Mozes Gatotkaca masih terus mengaluarkan darah dari telingga dan hidung. Bahkan, kapas penutup berubah menjadi merah karena darah.

Baca juga: Cerita Kelam Tragedi 1998: Dering Telepon Tak Henti Berbunyi Terima Laporan Rudapaksa Massal

"Itu nggak berhenti-berhenti darah keluar dari telinga dan hidung," tandasnya.

Di tengah rasa duka yang mendalam atas kepergian Mozes Gatotkaca, keluarga saat itu juga merasakan suasana mencekam. Suasana itu dirasakan keluarga dari sejak kedatangan jenazah Mozes Gatotkaca di rumah duka.

Tinny mengisahkan, setelah jenazah Mozes Gatotkaca tiba, telepon rumahnya mendadak putus. Saat itu telepon rumah tidak dapat digunakan untuk komunikasi.

"Sempat telepon (rumah) kita diputus, satu blok (telepon) diputus. Tidak bisa digunakan untuk komunikasi semenjak jenazah disemyamkan di sini sampai pemakaman," urainya.

Mengetahui hal itu, salah satu saudara lantas berinisiatif meminjami Tinny alat komunikasi.

"Terus Saya dipinjami sepupu saya (alat komunikasi). Mba pakai ini saja, kalau butuh untuk telepon. Terus ditinggal di sini (alat komunikasinya), ya saya pakai itu," ungkapnya.

Para aparat keamanan saat itu juga berjaga di sekitar rumah duka. Suasana semakin mencekam, ketika helikopter melintas berkali-kali di atas rumah duka tempat jenazah Mozes Gatotkaca di semayamkan.

"Wah, helikopter itu sliwar-sliwer di atas (rumah) saat jenazah (Mozes Gatotkaca) di sini (rumah duka). Ya suasannya mencekam, ya ngeri, takut lihat kayak gitu," tandasnya.

Dari rumah duka, Jenazah Mozes Gatotkaca kemudian dibawa untuk dimakamkan di pemakaman keluarga di daerah Cungkuk, Soragan, Ngestiharjo, Kabupaten Bantul. Ribuan pelayat, saat itu turut menyertai mobil ambulan yang membawa jenazah Mozes Gatotkaca menuju ke peristirahatan terakhirnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Yogyakarta
Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Yogyakarta
Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Yogyakarta
Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Yogyakarta
Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Yogyakarta
Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Yogyakarta
Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com