Saat sedang mencari makan itu Mozes Gatotkaca kemudian diduga menjadi korban aparat keamanan. Kejadian tersebut bersamaan dengan peristiwa bentrokan antara massa demonstrasi dengan aparat keamanan di Jalan Gejayan.
Teman Mozes Gatotkaca pun menjadi korban sampai kaca matanya pecah. Namun teman Mozes Gatotkaca tersebut berhasil lari menyelamatkan diri.
"Jadi sasaran dikira mungkin dia termasuk (demonstran). Dia (Moses Gatotkaca) tidak sendiri, mungkin dikira demonstran," urainya.
Dia mengatakan bahwa Mozes Gatotkaca juga bukan aktivis dan tidak ikut demonstrasi.
"Usia (Mozes Gatotkaca) waktu itu sudah 40, bukan mahasiswa. Bukan aktivis, Dia hanya ingin mencari makan," tandasnya.
Moses Gatotkaca ditemukan dalam kondisi tergeletak di sekitar selatan Universitas Sanata Dharma (USD), Mrican, Sleman. Mozes Gatotkaca sempat dibawa ke RS Panti Rapih tapi tidak tertolong dan meninggal dunia.
Baca juga: 25 Tahun Hilangnya Sang Aktivis 1998, Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah
"Pada saat itu saya mendapat telepon sekitar setengah dua pagi. Sementara menurut cerita banyak orang waktu itu kejadianya (ditemukan jenazah Mozes Gatotkaca) sekitar jam 10 an malam," ungkapnya.
Tinny menuturkan informasi tentang adiknya tersebut dari seorang tetangganya Mozes Gatotkaca di Gang Brojolamatan, Mrican, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.
"Saya diberitahu bukan dari aparat atau dari mana. Dari tetangganya Mozes di Mrican. Memberitahu bahwa ada kejadian itu dan Mozes korbanya. Bilang kalau jenazahnya ada di Panti Rapih (Rumah Sakit Panti Rapih)," ucapnya.
Mendengar informasi tersebut, suami Tinny lantas segera berangkat dari rumahnya di daerah Kapanewon Gamping menuju ke Rumah Sakit Panti Rapih untuk memastikan informasi tersebut.
Baca juga: Kerusuhan Mei 1998 di DI Yogyakarta, dari Peristiwa Gejayan hingga Pisowanan Ageng
"Saya tidak ikut ke sana, tapi waktu itu bapak (suami) yang ke sana. Saya di rumah, saya tidak berani, takut karena situasinya begitu," urainya.
Mozes Gatotkaca, lanjut Tinny, mengalami luka di sekitar tengkuk belakang kepala. Namun bukan luka terbuka. Luka tersebut akibat pukulan benda tumpul.
"Bukan luka terbuka. Itu informasinya dipukul benda tumpul. Menurut kesaksian di sekitar situ yang ikut mengangkat jenazahnya, di daerah sini (Tinny menunjuk daerah tengkuk kepala bagian belakang) itu (bunyi) krepyekk gitu. Mungkin remuk di bagian dalamnya," ungkapnya.
Tinny menuturkan keluarga sempat dimintai keterangan oleh Polisi Militer. Saat itu keluarga didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
"Kita waktu itu diinterogasi di Polisi Militer. Saya, keluarga dan yang mendampingi dari LBH," ungkapnya.
Saat ini Tinny dan keluarga menjalani hari-hari seperti biasa. 25 tahun telah berlalu, Tinny mengaku hanya bisa pasrah terkait dengan pengungkapan peristiwa yang menyebabkan Mozes Gatotkaca meninggal dunia.
Dika putra dari Tinny mendampingi duduk di kursi ruang tamu. Sesekali Dika mengingatkan ketika ibunya lupa beberapa hal tentang Mozes Gatotkaca.
Dika pun turut menceritakan moment saat ayahnya berada di RS Panti Rapih untuk mengambil jenazah Mozes Gatotkaca.
Setelah mendapat telepon yang menginformasikan jika jenazah Mozes Gatotkaca berada di RS Panti Rapih, ayahnya langsung berangkat untuk memastikannya. Benar saja, jenazah tersebut adalah Mozes Gatotkaca.
Saat di RS Panti Rapih ternyata sudah ada orang-orang yang mengantri. Mereka juga mengaku sebagai keluarga dari jenazah Mozes Gatotkaca. Orang-orang tersebut ingin mengambil jenazah Mozes Gatotkaca dari RS Panti Rapih.