“Saya siap menghadapi kasus ini. Insya Allah,” kata Beja di rumahnya.
Beja punya belasan ayam yang kandangnya terletak di samping kanan rumah. Ia mengaku sedang belajar ternak ayam, sebagai ganti usaha pelihara dan pembesaran sapi.
Sesekali ayam diliar ke luar kandang karena diyakini akan membuat ayam lebih sehat. Tidak di sangka, ayam itu malah ke halaman rumah Indrawati.
Ia terkejut melihat ayamnya dalam kondisi setengah mau mati di sudut rumah, siang itu. Ia menghampiri Indrawati yang diyakini menyakiti ayam itu. Mereka bertengkar, diawali dirinya yang melempar ayam mati itu ke Indrawati.
Pertengkaran mereka membesar. Beja menceritakan, Indrawati lah yang memukul lebih dulu sekujur badannya pakai bambu.
Awalnya Beja tidak mau meladeni pukulan itu. Namun karena tidak berhenti, Beja pun melayangkan tonjokan ke pangkal hidung hingga berdarah.
Baca juga: Gara-gara Korsleting, Ruang Humas Polsek Bekasi Kota Terbakar
“Dia marah tendang pukul, tapi saya hindari, saya tidak membalas karena dia perempuan. Malah dia pasti sakit karena memukul saya. Dia ambil bambu pukuli saya. Sakit juga. Saya tangkis pakai siku sambil akhirnya memukul kena tulang hidung atas, berdarah, baru (semua) berhenti. Saya takut. Menyesal,” kata Beja.
Beja menceritakan, amarah Indrawati tidak berhenti. Ia datang bersama suaminya, adik kandung dari Beja. Beja menceritakan, adik iparnya semakin mengamuk dan memukul sejadinya, hingga menjatuhkan motor Beja.
Perempuan itu berhenti setelah ditahan suaminya, sambil menyatakan mereka akan melaporkan perbuatan Beja ke polisi.
“Tetangga konflik biasa. Tapi tidak pernah separah ini. Bekas pukulannya masih ada di punggung saya,” kata Beja sambil menunjuk bilur biru di punggung kiri.
Baca juga: Pedagang Nasgor di Serang Hamili Anak Kandung, Saat Bayinya Lahir Malah Dibuang gara-gara Cacat
Aparat desa sempat datang untuk mendamaikan kedua keluarga yang bersaudara ini. Semula Babinsa dan Bhabinkamtibmas, menyusul kemudian lurah dan dukuh (kepala dusun).
Keluarga Indrawati tetap kukuh melaporkan Beja ke polisi.
Beja sendiri mengaku khilaf dan lepas kontrol karena amarah. Namun begitu, ia berharap antar keluarga saling memaafkan dan kasus ini tidak sampai ke polisi. Ia berharap kasus ini bisa selesai secara kekeluargaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.