Salin Artikel

Di Kulon Progo, Gara-gara Ayam Malah Pecah Persaudaraan

Salah satu ayam mati akibat kena sabet bambu.

Pemilik ayam, Beja (Bejo) Riyanto tidak terima perbuatan Indrawati. Ia marah dan menganiaya Indrawati hingga terluka.

“(Keluarga) korban sudah melaporkan kasus ini ke Polsek Panjatan dan sedang ditangani,” kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Kepolisian Resor Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti (Novi), Kamis (4/5/2023).

Indrawati tengah menggendong cucu di teras rumah pada Selasa (3/5/2023) pukul 13.40 WIB. Ia melihat beberapa ayam milik tetangga sendiri masuk ke halaman rumah.

Khawatir ayam mengotori kawasan rumahnya, perempuan paruh baya itu lantas mengusir ayam-ayam pakai bambu. Salah satu ayam kena sabet dan mati.

Beja naik pitam melihat ayamnya mati. Ia mengambil ayam tersebut dan melemparkannya ke Indrawati. Pertikaian antar mereka jadi tidak terhindarkan.

Novi mengungkapkan, dalam laporannya, Beja ini sampai meninju muka Indrawati dengan tangan kosong. Pukulan petani ini mengakibatkan robek pada pangkal hidung dan lebam mata sebelah kanan. “Korban menerima tiga jahitan karena penganiayaan itu,” kata Novi.

Indrawati dan keluarganya tidak terima. Mereka mengadukan hal itu ke Kepolisian Sektor Panjatan.

Polisi menetapkan pemilik ayam sebagai tersangka. Ia dijerat pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman 2 tahun 8 bulan penjara.

Novi menyayangkan terjadi kasus seperti ini dalam masyarakat karena sejatinya persoalan seperti ini bisa diselesaikan secara musyawarah, dan tidak perlu berujung pada perbuatan pidana.

“Permasalahan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan musyawarah, berembug, mediasi dan libatkan forum untuk mencari titik temu dan jalan keluar suatu permasalahan,” kata Novi.

Bersaudara

Beja menceritakan, Indrawati itu sebenarnya merupakan adik iparnya. Kedua keluarga tinggal di rumah yang bersebelahan, terpisah halaman kecil.

Beja mengakui sesekali memang pernah ada perselisihan yang terpantik, tapi tidak pernah sebesar sekarang.

Kali ini, hanya gara-gara ayam malah persaudaraan mereka retak. Adik iparnya melapor, Beja pun siap menghadapi persoalan hukum ini.

“Saya siap menghadapi kasus ini. Insya Allah,” kata Beja di rumahnya.

Beja punya belasan ayam yang kandangnya terletak di samping kanan rumah. Ia mengaku sedang belajar ternak ayam, sebagai ganti usaha pelihara dan pembesaran sapi.

Sesekali ayam diliar ke luar kandang karena diyakini akan membuat ayam lebih sehat. Tidak di sangka, ayam itu malah ke halaman rumah Indrawati.

Ia terkejut melihat ayamnya dalam kondisi setengah mau mati di sudut rumah, siang itu. Ia menghampiri Indrawati yang diyakini menyakiti ayam itu. Mereka bertengkar, diawali dirinya yang melempar ayam mati itu ke Indrawati.

Pertengkaran mereka membesar. Beja menceritakan, Indrawati lah yang memukul lebih dulu sekujur badannya pakai bambu.

Awalnya Beja tidak mau meladeni pukulan itu. Namun karena tidak berhenti, Beja pun melayangkan tonjokan ke pangkal hidung hingga berdarah.

“Dia marah tendang pukul, tapi saya hindari, saya tidak membalas karena dia perempuan. Malah dia pasti sakit karena memukul saya. Dia ambil bambu pukuli saya. Sakit juga. Saya tangkis pakai siku sambil akhirnya memukul kena tulang hidung atas, berdarah, baru (semua) berhenti. Saya takut. Menyesal,” kata Beja.

Beja menceritakan, amarah Indrawati tidak berhenti. Ia datang bersama suaminya, adik kandung dari Beja. Beja menceritakan, adik iparnya semakin mengamuk dan memukul sejadinya, hingga menjatuhkan motor Beja.

Perempuan itu berhenti setelah ditahan suaminya, sambil menyatakan mereka akan melaporkan perbuatan Beja ke polisi.

“Tetangga konflik biasa. Tapi tidak pernah separah ini. Bekas pukulannya masih ada di punggung saya,” kata Beja sambil menunjuk bilur biru di punggung kiri.

Aparat desa sempat datang untuk mendamaikan kedua keluarga yang bersaudara ini. Semula Babinsa dan Bhabinkamtibmas, menyusul kemudian lurah dan dukuh (kepala dusun).

Keluarga Indrawati tetap kukuh melaporkan Beja ke polisi.

Beja sendiri mengaku khilaf dan lepas kontrol karena amarah. Namun begitu, ia berharap antar keluarga saling memaafkan dan kasus ini tidak sampai ke polisi. Ia berharap kasus ini bisa selesai secara kekeluargaan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/05/04/180415778/di-kulon-progo-gara-gara-ayam-malah-pecah-persaudaraan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke