Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Evakuasi Gunung Merapi Rusak, Warga Perbaiki Swadaya

Kompas.com - 10/04/2023, 18:39 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Warga Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman secara swadaya memperbaiki jalan jalur evakuasi bencana Gunung Merapi yang rusak.

"Iuran dari warga yang tinggal di KRB (kawasan rawan bencana) ada yang Singlar, Serunen, Kalitengah Kidul Kalitengah Lor," ujar Lurah Glagaharjo, Suroto saat dihubungi, Senin (10/04/2023).

Suroto menyampaikan perbaikan jalan mulai dari Padukuhan Singlar hingga Padukuhan Serunen dengan panjang sekitar 2 kilometer.

Baca juga: Masih Berstatus Siaga, Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Sebanyak 176 Kali Sepekan Ini

Jalan yang merupakan jalur evakuasi bencana Gunung Merapi tersebut kondisinya banyak yang berlubang. Perbaikan dilakukan dengan menambal lubang-lubang tersebut.

"Itu yang titik paling parah. Ya berlubang-lubang tapi banyak gitu lho, banyak. Jadi kalau proses evakuasi memang sangat rawan itu," ucapnya.

Perbaikan jalan berupa menambal lubang dengan aspal, lanjut Suroto, saat ini sudah selesai dikerjakan.

"Hari kemarin Sabtu pagi dilembur sampai mau sahur itu. Ya sudah selesai dikerjakan satu hari satu malam, malamnya sampai mau sahur," jelasnya.

Baca juga: 24 Jam Terakhir, Gunung Merapi Keluarkan 2 Kali Awan Panas Guguran dan 51 Guguran Lava

Suroto menjelaskan, jalan yang juga menjadi jalur evakuasi tersebut, sepengetahuannya, setelah erupsi Gunung Merapi 2010 statusnya merupakan jalan kabupaten.

Menurut Suroto, dia sudah lama mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten Sleman untuk diperbaiki. Namun perbaikan tidak kunjung terealisasi.

"Dari pada enggak ada kejelasan yang pasti untuk jalan itu, diputuskan oleh warga masyarakat untuk iuran," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman Taupiq Wahyudi menuturkan jalan yang diperbaiki warga secara swadaya tersebut statusnya bukan jalan kabupaten. Jalan tersebut masuk dalam KRB III.

"Kalau yang pasti eksekusi yang swadaya itu kan memang bukan jalan kabupaten, yang jalan kabupaten itu yang Suruh- Singlar. Jadi Singlar sampai Srunen itu kan tidak termasuk jalan kabupaten," ucapnya.

Taupiq menegaskan jika status jalan tersebut jalan kabupaten maka merupakan wewenang DPUKP melakukan pemeliharaan. Sehingga masyarakat tidak perlu melakukan swadaya jika statusnya jalan kabupaten.

Menurut Taupiq, untuk Jalan Suruh - Singlar sudah semuanya selesai ditambal sulam. 

Taupiq mengatakan sudah berada di lokasi untuk bertemu dan berdiskusi dengan Lurah Glagaharjo.

"Ya tindak lanjut itu, itu kan nanti masalah anggaran dan sebagainya. Ditangani pemkab ada pengecualian nanti, kondisinya kan (status Gunung Merapi) Siaga. Dari pimpinan juga sudah konsultasi pihak-pihak tertentu yang bisa ditangani," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com