Salin Artikel

Jalur Evakuasi Gunung Merapi Rusak, Warga Perbaiki Swadaya

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Warga Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman secara swadaya memperbaiki jalan jalur evakuasi bencana Gunung Merapi yang rusak.

"Iuran dari warga yang tinggal di KRB (kawasan rawan bencana) ada yang Singlar, Serunen, Kalitengah Kidul Kalitengah Lor," ujar Lurah Glagaharjo, Suroto saat dihubungi, Senin (10/04/2023).

Suroto menyampaikan perbaikan jalan mulai dari Padukuhan Singlar hingga Padukuhan Serunen dengan panjang sekitar 2 kilometer.

Jalan yang merupakan jalur evakuasi bencana Gunung Merapi tersebut kondisinya banyak yang berlubang. Perbaikan dilakukan dengan menambal lubang-lubang tersebut.

"Itu yang titik paling parah. Ya berlubang-lubang tapi banyak gitu lho, banyak. Jadi kalau proses evakuasi memang sangat rawan itu," ucapnya.

Perbaikan jalan berupa menambal lubang dengan aspal, lanjut Suroto, saat ini sudah selesai dikerjakan.

"Hari kemarin Sabtu pagi dilembur sampai mau sahur itu. Ya sudah selesai dikerjakan satu hari satu malam, malamnya sampai mau sahur," jelasnya.

Suroto menjelaskan, jalan yang juga menjadi jalur evakuasi tersebut, sepengetahuannya, setelah erupsi Gunung Merapi 2010 statusnya merupakan jalan kabupaten.

Menurut Suroto, dia sudah lama mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten Sleman untuk diperbaiki. Namun perbaikan tidak kunjung terealisasi.

"Dari pada enggak ada kejelasan yang pasti untuk jalan itu, diputuskan oleh warga masyarakat untuk iuran," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman Taupiq Wahyudi menuturkan jalan yang diperbaiki warga secara swadaya tersebut statusnya bukan jalan kabupaten. Jalan tersebut masuk dalam KRB III.

"Kalau yang pasti eksekusi yang swadaya itu kan memang bukan jalan kabupaten, yang jalan kabupaten itu yang Suruh- Singlar. Jadi Singlar sampai Srunen itu kan tidak termasuk jalan kabupaten," ucapnya.

Taupiq menegaskan jika status jalan tersebut jalan kabupaten maka merupakan wewenang DPUKP melakukan pemeliharaan. Sehingga masyarakat tidak perlu melakukan swadaya jika statusnya jalan kabupaten.

Menurut Taupiq, untuk Jalan Suruh - Singlar sudah semuanya selesai ditambal sulam. 

Taupiq mengatakan sudah berada di lokasi untuk bertemu dan berdiskusi dengan Lurah Glagaharjo.

"Ya tindak lanjut itu, itu kan nanti masalah anggaran dan sebagainya. Ditangani pemkab ada pengecualian nanti, kondisinya kan (status Gunung Merapi) Siaga. Dari pimpinan juga sudah konsultasi pihak-pihak tertentu yang bisa ditangani," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/10/183920178/jalur-evakuasi-gunung-merapi-rusak-warga-perbaiki-swadaya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com