YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, DI Yogyakarta, memutuskan mengurangi anggaran droping air bersih, karena penghematan anggaran.
Diperkirakan tahun ini, ada 9 kapanewon terdampak kekeringan.
"Anggaran droping air tahun ini menurun jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika dua tahun lalu sekitar Rp 700 juta (namun) 2023 Rp 226.500.000,"kata Kepala BPBD Gunungkidul Purwono saat dihubungi wartawan melalui telepon Senin (13/3/2023).
Baca juga: Jalan Desa di Cianjur Longsor, Warga Memutar Jauh dan Jaringan Air Bersih Terputus
Dijelaskannya jumlah nominal tersebut diperkirakan hanya mampu memenuhi distribusi air sebanyak 1000 tangki.
Dana droping diakui berkurang karena terdampak kebijakan penghematan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).
Baca juga: Jalan Desa di Cianjur Longsor, Warga Memutar Jauh dan Jaringan Air Bersih Terputus
Pemerintah Pusat meminta pemkab melakukan rasionalisasi anggaran sehingga defisit tidak boleh lebih dari 2,2 persen.
Purwono mengatakan, setiap tahun selalu ada kapanewon yang rutin minta bantuan karena minimnya sumber air.
"Berdasarkan data tahun sebelumnya, ada sembilan kapanewon terdampak kekeringan di musim kemarau," kata dia.
Untuk itu, dalam droping air akan berkoordinasi dengan Kapanewon, dan PDAM terkait jangkauan pelayanan air bersih.
"Disamping dari anggaran BPBD, Juga ada yang melalui anggaran Kapanewon. Kemudian ada tambahan jangkauan layanan PDAM, serta Pamsimas," kata Purwono.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.