YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Adanya rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi pada Sabtu (11/03/2023) dikarenakan longsoran kubah lava barat daya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas Gunung Merapi saat ini unik, karena ada dua kubah lava.
Awan panas guguran yang terjadi hari ini terkait dengan kubah lava sebelah barat daya.
"Ini (rentetan awan panas guguran) prosesnya adalah karena terjadinya longsoran kubah lava barat daya," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam keteranganya melalui zoom, Sabtu (11/03/2023).
Baca juga: Gunung Merapi 24 Kali Keluarkan Awan Panas pada Hari Ini, Status Tak Berubah
Agus Budi menyampaikan aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini masih cukup tinggi.
Seismisitas internal seperti gempa vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) satu kejadian per hari, gempa Multifase (MP) enam kejadian per hari, dan gempa guguran sebanyak 44 kejadian per hari.
Laju deformasi juga cukup tinggi dengan kecepatan sebesar 0.5 sentimeter per hari.
"Kalau kita melihat data pemantauan ini memang tidak menunjukan akan terjadinya rentetan awan panas yang terjadi hari ini," ucapnya.
Baca juga: Ada Potensi Banjir Lahar Gunung Merapi, Warga Diminta Hindari Lembah dan Aliran Sungai
Misalnya, jika melihat aktivitas guguran di Gunung Merapi justru cenderung menurun.
Namun, tiba-tiba terjadi rentetan awan panas guguran karena longsoran kubah lava barat daya.
"Meskipun aktivitas seismik dan deformasi tidak menjadi prekursor dari kejadian awan panas tadi, tapi ini menunjukan bahwa masih ada suplai magma dari dalam," ucap Agus.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.