KOMPAS.com - Masyarakat Jawa mengenal silsilah keluarga yang disebut dengan urutane turunan.
Urutan turunan atau silsilah keluarga dalam Bahasa Jawa digunakan untuk menjelaskan silsilah yang dimulai dari kedua orang tua, yaitu bapak dan ibu.
Baca juga: Urutane Sedulur, Penyebutan Urutan Anak dalam Bahasa Jawa
Fungsi dari memahami urutane turunan bagi orang Jawa terutama untuk menjaga hubungan baik antar anggota keluarga, melestarikan garis keturunan.
Selain itu, mengenali urutane turunan bagi orang Jawa juga untuk menghindari pernikahan dari keluarga yang memiliki hubungan darah terlalu dekat.
Baca juga: 9 Istilah Musim dalam Bahasa Jawa, Ada Mangsa Ketiga hingga Pagebluk
Urutan turunan atau silsilah keluarga dalam Bahasa Jawa juga terbagi menjadi dua jenis yaitu urutan turunan munggah dan turunan turunan mudhun.
Baca juga: Mengenal Sebutan Jumlah Anak dalam Bahasa Jawa
Urutan turunan munggah meliputi urutan generasi keluarga dari orang tua ke atas, yaitu:
Wong tuwo: orang tua, bapak dan ibu.
Embah: kakek dan nenek, orang tua dari bapak dan ibu.
Buyut: kakek dan nenek buyut, orang tua dari embah.
Canggah: kakek dan nenek dari embah.
Wareng: orang tua dari canggah.
Udheg-udheg: orang tua dari wareng.
Gantung siwur: orang tua dari udheg-udheg.
Grepak senthe: orang tua dari gantung siwur.
Debok bosok: orang tua dari grepak senthe.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.