KOMPAS.com - Dalam Bahasa Jawa dikenal penyebutan khusus untuk urutan anak atau urutane sedulur.
Berbeda dengan saudara atau sedulur yang ada pada suatu silsilah keluarga, penyebutan ini dikhususkan untuk saudara kandung saja.
Baca juga: 9 Istilah Musim dalam Bahasa Jawa, Ada Mangsa Ketiga hingga Pagebluk
Penyebutan urutane sedulur ini mirip dengan yang digunakan dalam Bahasa Indonesia.
Misalnya anak tertua atau anak pertama disebut dengan anak sulung dan anak termuda atau anak terakhir biasa disebut anak bungsu.
Baca juga: Mengenal Sebutan Jumlah Anak dalam Bahasa Jawa
Berikut adalah urutane sedulur atau atau penyebutan urutan anak dalam Bahasa Jawa.
Pembarep yaiku anak nomer siji.
Arti pembarep adalah sebutan untuk anak pertama atau anak sulung.
Sebutan anak pembarep juga biasa disingkat sebagai anak mbarep.
Baca juga: Nama-nama Anak Hewan dalam Bahasa Jawa
Panggulu yaiku anak nomer loro.
Arti panggulu adalah sebutan untuk anak kedua.
Pandhadha yaiku anak nomer telu.
Arti pandhadha adalah sebutan untuk anak ketiga.
Sumedhi yaiku anak dhuwure anak wuragil.
Arti sumedhi adalah sebutan untuk anak kedua dari bawah atau kakak dari anak bungsu.
Wuragil yaiku anak keri dhewe.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.